Pasar Rel Akan Ditata
Reporter:
andriansyah|
Jumat 28-01-2022,09:45 WIB
radartasik.com, CIHIDEUNG — Rencana Pemerintah Kota Tasikmalaya menata infrastruktur Jalan HZ Mustofa dan Cihideung menjadi perhatian serius. Terutama, mengantisipasi ekses ketika dua jalur tersebut diubah dari kondisi eksisting terhadap arus lalulintas dan kebutuhan sarana parkir.
Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Muslim Msi mengatakan penataan infrastruktur dan tata kelola perkotaan mesti berkesinambungan. Ketika Pemkot hendak menatan etalase Kota Resik yakni
HZ Mustofa dan Cihideung, baik dari sisi trotoar dan drainasenya. Mesti memikirkan titik genangan lainnya.
“Terutama di kawasan Sukawarni, ada saluran kita di sana yang tentu akan terpengaruh saat drainase di
HZ Mustofa dan Cihideung saja yang dibenahi,” tuturnya kepada Radar, usai menghadiri Musrenbang di Kecamatan Cihideung, Kamis (27/1/2022).
Hal tersebut tentu harus dipikirkan tatkala tahun ini akan dilakukan perombakan. Tidak hanya sisi fungsi, tata kelola lalu lintas dan perwajahan pun mesti dilakukan secara simultan.
Pihaknya memprediksi ketika HZ Mustofa sampai simpang Cihideung dibebaskan dari area parkir, ditambah Jalan Cihideung menjadi pedestrian dengan konsep yang sudah dikaji Pemkot. Berefek terhadap ruas lain yang dibutuhkan dalam menampung volume kendaraan rutin, beraktivitas di pusat kota.
“Efeknya mesti merembet ke daerah Pasar Wetan. Maka, kita sarankan Pasar Rel yang saat ini beroperasi mulai dipikirkan, sebab terbatasnya area parkir untuk orang berurusan ke HZ Mustofa nanti, harus ada solusi terdekat,” analisa Muslim.
Ketua DPC PDIP Kota Tasikmalaya itu mengakui Pemkot memiliki sejumlah opsi mulai dari bekerjasama dengan Pemkab Tasikmalaya dalam memanfaatkan eks setda lama, termasuk mendirikan gedung parkir tersendiri di titik lain.
Kemudian menjadikan Jalan Pemuda sementara waktu menjadi taman parkir yang didesain sedemikian rupa, memenuhi kebutuhan aktivitas masyarakat di pusat kota. “Kami harap bisa mulai menatap area Pasar Rel. Itu dari samping Mal Mayasari Plaza ada jalan aktif yang seharusnya menjadi lajur kendaraan, minimal pedagang di sana bisa tutup buka tidak permanen. Pagi jualan, siang dibuka, digunakan sarana dan kebutuhan lain, karena lahan Pemkot terbatas,” paparnya.
Kemudian, lanjut Muslim, eks depo sampah di belakang Mal Mayasari pun bisa digunakan untuk area parkir. Sebab, ketika Cihideung dan HZ Mustofa diubah dari kondisi saat ini, daerah sekitarnya mesti disiapkan untuk antisipasi kemacetan.
“Arus lalu lintas buangan jalur utama harus diurus. Eksisting pasar rel itu kan lalulintas aktif, coba itu bisa dipikirkan dari sekarang mau seperti apa. Pedagangnya lebih dimanusiakan juga, bukan sekadar dilarang, ketika kita belum ada opsi untuk relokasi,” ujar Muslim.
Merespons hal tersebut, Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya H Ivan Dicksan mengakui opsi menata pasar rel memerlukan pengkajian dan diskusi serius. Sementara ini, lanjut dia, wali kota baru mengambil kebijakan menata
HZ Mustofa dan Cihideung terlebih dahulu. “Kami juga kan sudah bahas dengan DPRD saat rencana penganggarannya, DPRD minta program penataan itu berkelanjutan,” tuturnya.
Menurut Ivan, sejauh ini Pemkot baru menyiapkan penataan pedestrian dan
PKL di dua jalan tersebut. Selain memenuhi hak warga setempat, juga mengakomodir pejalan kaki, tanpa mengesampingkan pedagang yang terbiasa beraktivitas di lokasi tersebut. “Semua nyaman dulu, space bagi pejalan leluasa, pedagang ditata agar tidak terkesan kumuh namun rapi dan estetik,” harap Ivan.
Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang itu menceritakan pihaknya akan berkoordinasi intens dengan Pemkab Tasikmalaya. Memanfaatkan eks setda lama, yang sejauh ini diketahui tidak akan dikembangkan sebagai perkantoran melainkan dioptimalkan untuk kemanfaatan bersama.
“Pak wali dan pak bupati sudah bertemu, kelihatannya ke depan tidak akan digunakan untuk perkantoran oleh Pemkab, mereka ingin pengoptimalan fungsi lahan, nanti kerjasama cari investor dan diharapkan bisa ada pajak atau retribusi itu bagi kedua belah pihak,” analisisnya.
Menurutnya, di tahun ini pihaknya masih memfokuskan terlebih dahulu pembenahan trotar dan drainase pusat kota. Kemudian ditindaklanjuti langkah penataan aktivitas pedagang kaki lima (
PKL), termasuk penghijauan area tersebut melalui Dinas Lingkungan Hidup.
“Kita juga akan kaji dan diskusikan bagaimana ekses dari dua lokasi ini (
HZ Mustofa dan Cihideung, Red) setelah ditata, meski secara perencanaan, persiapan, wacana dan opsi sudah bermunculan sebetulnya,” ujar Ivan. (igi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: