Mengapa Kota Tasikmalaya Akhir-Akhir Ini Dilanda Hujan dan Angin Kencang hingga Pohon Bertumbangan? Ini Penjelasan BMKG

Mengapa Kota Tasikmalaya Akhir-Akhir Ini Dilanda Hujan dan Angin Kencang hingga Pohon Bertumbangan? Ini Penjelasan BMKG

Radartasik.com, TASIKMALAYA — Akhir-akhir ini, termasuk Selasa sore (25/1/2022) Kota Tasikmalaya dan sekitarnya dilanda hujan deras, bahkan hujan es disertai angin sangat kencang, sehingga menumbangkan puluhan pohon di 29 titik dan merusak fasilitas, baik milik pemerintah maupun masyarakat.


Pernyataan yang kerap muncul yaitu kok di akhir-akhir ini Kota Tasikmalaya lebih sering terjadi fenomena hujan lebat disertai angin yang sangat kencang?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebenarnya sudah memperingatkan masyarakat untuk waspada akan potensi cuaca buruk

Termasuk soal potensi hujan lebat yang terjadi pada hari Selasa (25/1/2022). BMKG menginformasikan bahwa hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang diperkirakan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia pada Selasa (25/1/2022).

Dalam sistem peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang seperti di beberapa provinsi.

Adapun beberapa daerah yang saat itu berpotensi terjadi hujan ekstrem itu antara lain: Aceh, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta. Kemudian Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, dan Maluku.

Selain itu, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.
Sebelumnya, BMKG melaporkan adanya bibit siklon 91W di utara Indonesia, tepatnya di sekitar Samudra Pasifik barat sebelah timur Filipina bagian selatan atau di 8,3A°LU 128,0A°BT, berdampak pada kondisi cuaca.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, melalui pemantauan Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC), bibit siklon tersebut memiliki kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 20 knot (37 km/jam). Dengan tekanan udara minimum di sekitar pusat sistem mencapai 1.008 hPa.

Guswanto menjelaskan, sistem bibit siklon 91W bergerak ke arah barat hingga barat laut mendekati wilayah daratan Filipina dan semakin menjauhi wilayah Indonesia. Dalam periode 24 jam ke depan masih berada pada kategori rendah untuk menjadi sistem siklon tropis.

Dia menuatakan, suatu kriteria bahwa bibit siklon dapat dikatakan meningkat menjadi siklon tropis adalah apabila kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai minimal 35 knot (65 km/jam). 

Keberadaan bibit siklon tropis 91W tersebut, dapat membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin di wilayah perairan Laut Sulu, Laut Sulawesi, dan perairan sebelah utara Maluku Utara.

”Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah pusat tekanan rendah dan di sepanjang daerah konvergensi atau konfluens tersebut yang terbentuk di wilayah perairan,” terang Guswanto pada Selasa (25/1/2022).

Dalam 24 jam ke depan, menurut dia, bibit siklon tropis 91W dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi gelombang di wilayah Indonesia. Yakni tinggi gelombang 2,5—4,0 meter (rough sea) di Perairan Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, Perairan utara Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera dan Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua.

Sudah Diperingatkan BMKG
Bencana yang disebabkan curah hujan yang sangat tinggi dengan angin kencang, yang melanda Kota Tasikmalaya dan Priangan Umum atau nasional secara umum pada Januari 2022 ini, sebelumnya sudah diperingatkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Terbaru, Selasa (25/1/2022) sore, hujan es melanda Tasikmalaya dan sekitarnya, termasuk Ciamis dan Kota Banjar. Hujan di atas normal itu menyebabkan pohon-pohon bertumbangan, atap-atap bangunan masyarakat beterbangan, kubah masjid ambruk, atap tribun Stadion Dadaha Kota Tasikmalaya terbawa angin kencang, roda-roda milik pedagang terguling.

Di jalan-jalan Kota Tasikmalaya, yang pinggirnya banyak pohon, ranting-ranting berada di jalan, seperti di Jalan Mayor Elang Subandar. 

Warga pun sibuk meminggirkan ranting-ranting yang jatuh. Bahkan di Jakan Utuy Soebandi pohon tumbang. Pun di Jalan SL Tobing, Jalan Terus BCA dan lainnya. 

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya ada 29 lokasi pohon tumbang saat hujan melanda Kota Tasikmalaya pada Selasa (25/1/2022) sore.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaan akan bencana hidrometeorologi pada 2022.

”Meski curah hujan pada 2022 diprediksi sedikit lebih rendah dibandingkan 2021, pemerintah dan masyarakat harus tetap mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi,” ujar Dwikorita di Jakarta pada awal bulan ini.

Sejumlah daerah, kata Dwikorita, diprediksikan memperoleh curah hujan bulanan di atas normal. Di antaranya Sumatera bagian tengah hingga utara, Kalimantan bagian timur dan utara, Jawa bagian barat, sebagian Sulawesi, Nusa Tenggara bagian timur, Maluku, dan Papua.

”Curah hujan meningkat pada Januari. Kewaspadaan harus ditingkatkan,” ujar Dwikorita.

Selanjutnya di sebagian Sumatera, sebagian Jawa, Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku bagian utara dan Papua pada Februari diprediksi meningkat. Untuk Sumatera bagian utara, Jawa, Kalimantan bagian utara, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan sebagian Papua, diprediksi curah hujan meningkat pada Maret.

”Dampak negatif dan positif yang disebabkan iklim harus tetap dipetakan. Kondisi curah hujan di atas normal dapat dimanfaatkan untuk kecukupan kebutuhan sumber daya air, sektor pertanian, dan sektor kehutanan,” tutur Dwikorita.

Terkait dampak negatif, tambah Dwikorita, pemerintah daerah dan masyarakat harus mewaspadai, mengantisipasi dan melakukan aksi mitigasi guna menghindari dan mengurangi risiko bencana hidrometeorologi.

Untuk jangka panjang, menurut dia, pemerintah perlu melakukan evaluasi dan penyempurnaan tata ruang dan tata kelola air dengan mempertimbangkan pengaruh dan dampak perubahan iklim baik pada tingkat global, regional dan lokal. Itu dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap semakin meningkatnya frekuensi dan intensitas multibencana hidrometeorologi

Sementara dalam hal tren suhu, Dwikorita mengungkapkan, suhu pada 2022 akan jauh lebih tinggi dibanding rata-rata normal (26,6 A°C). Tren kenaikan suhu juga terjadi secara terus-menerus di Indonesia.

”Namun begitu, rekor tahun terpanas masih diduduki tahun 2016 dengan nilai anomali sebesar 0,8A°C sepanjang periode pengamatan 1981 hingga 2020,” terang Dwikorita.

Suhu udara rata-rata tahunan 2021 ialah 27,0A°C dan menempati urutan ke-8 tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0,4A°C. Pada 2020 dan 2019 menempati urutan kedua dan ketiga tahun terpanas dengan nilai anoA­mali masing-masing sebesar 0,7A° dan 0,6A°C. (rezza rizaldi/radartasik.com/jp)



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: