Ketegangan Makin Meningkat, Rusia Lakukan Evakuasi Kedutaan di Ukraina

Ketegangan Makin Meningkat, Rusia Lakukan Evakuasi Kedutaan di Ukraina

Radartasik.com, Dengan meningkatnya ketegangan di perbatasan Rusia dengan Ukraina, Moskow telah mulai memindahkan diplomat dan keluarga mereka dari kedutaan besarnya di Kiev dan konsulat di Lvov, klaim New York Times, mengutip pejabat anonim.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Senin (17/1/2022), surat kabar itu mengklaim bahwa 18 orang, terutama anak-anak dan istri diplomat Rusia, meninggalkan Ukraina pada 5 Januari.

Selanjutnya 30 orang diduga pergi dalam dua minggu setelah itu, dan diplomat dari dua konsulat Rusia lainnya (Kharkov dan Odessa) dilaporkan telah diberitahu untuk bersiap meninggalkan negara itu.

Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Rusia melaporkan bahwa Kedutaan Rusia di Kiev berfungsi normal, tetapi tidak menyangkal adanya perampingan.

Menurut New York Times, para pejabat dari AS dan Ukraina mengkonfirmasi bahwa diplomat Rusia telah pergi.

Laporan evakuasi datang ketika Moskow dituduh oleh negara-negara Barat membangun pasukan di perbatasan dengan Ukraina, diduga dengan maksud menyerang negara itu dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.

Kremlin telah berulang kali membantah rencana untuk menyerang dan telah menyarankan bahwa NATO menggunakan ketakutan agresi Rusia sebagai dalih untuk menyebarkan lebih banyak peralatan militer di wilayah tersebut.

Pekan lalu, CNN Amerika mengklaim bahwa "kelompok operasi" yang dilatih dalam perang perkotaan dan penggunaan bahan peledak telah dikirim untuk melakukan tindakan sabotase terhadap pasukan Rusia sendiri,  menciptakan dalih intervensi militer di Ukraina.

Kisah ini, mengutip sumber anonim, menegaskan pernyataan sebelumnya oleh Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, yang mengklaim bahwa intelijen Amerika memiliki alasan untuk percaya bahwa Moskow sedang merencanakan skenario di mana Rusia dapat membenarkan serangan militer ke Ukraina.

Rusia meletakkan dasar untuk memiliki opsi untuk membuat dalih untuk invasi, termasuk melalui kegiatan sabotase dan operasi informasi, dengan menuduh Ukraina mempersiapkan serangan segera terhadap pasukan Rusia di Ukraina Timur,” kata Sullivan dikutip dari Russian Today. (sal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: