Robertson: Para pemain Liverpool Hancur Setelah Kalah di Final Liga Champions

Robertson: Para pemain Liverpool Hancur Setelah Kalah di Final Liga Champions

Radartasik, Andrew Robertson menggambarkan para pemain Liverpool hancur dengan kekalahan mereka di final Liga Champions dari Real Madrid dengan skor 1-0.

Vinicius Junior membuat The Reds menangis lewat gol pada menit ke-59 dan memastikan Madrid mengulangi kemenangan terakhir 2018 mereka atas Liverpool untuk mendapatkan mahkota Eropa ke-14.

Hanya Juventus (lima kalah) yang kini memiiki rekor lebih banyak di final Liga Champions daripada The Reds (tiga kalah).

Jurgen Klopp juga lebih banyak kalah di final dalam kompetisi daripada pelatih lainnya, meskipun memenangkan Piala EFL dan Piala FA lewat adu penalti, Liverpool telah gagal mencetak gol pun selama lima setengah jam di final musim ini.

Hasil ini membuat Liverpool hanya meraih piala domestik setelah mereka juga kehilangan gelar Liga Premier dari Manchester City.

Berbicara kepada BT Sport setelah pertandingan, Robertson mengatakan ruang ganti Liverpool adalah tempat yang suram setelah kekalahan, mengakui timnya belum mencapai level tertinggi mereka di Stade de France.

Pemain internasional Skotlandia itu juga memuji kiper Madrid Thibaut Courtois yang tampil luar biasa untuk menggagalkan peluang Mohamed Salah dan Sadio Mane.

"Jelas itu kehancuran, itulah yang terjadi ketika Anda datang ke final dan tidak menang," kata Robertson tentang atmosfer di antara pemain Liverpool.

“Kami memiliki peluang, kami menghadapi kiper yang luar biasa malam ini, dia melakukan beberapa penyelamatan yang luar biasa. Tetapi jika kami juga jujur, saya pikir kami bisa bermain sedikit lebih baik, terutama di babak kedua,” lanjutnya.

Ia menambahkan, “Saya pikir babak pertama kami bermain bagus, kami memegang kendali, kami yang menekan. Babak kedua, kami tidak memulai dengan baik, mereka mulai menguasai permainan lebih banyak.”

"Ketika Anda menghadapi tim berpengalaman, mereka tahu bagaimana memenangkan final. Begitu mereka unggul, mereka menunjukkan itu," akunya.

BACA JUGA:Ancelotti Catat Sejarah Raih 4 Trofi Liga Champions Sebagi Pelatih

Liverpool mendominasi untuk waktu yang lama di ibukota Prancis, mencoba mencetak gol dengan 24 tembakan.

Upaya itu menjadi yang terbanyak oleh sebuah tim tanpa mencetak gol di final Liga Champions sejak rekor dimulai (pada 2003-04), dan Liverpool dihukum karena kegagalan mereka memecahkan kebuntuan ketika Vinicius berhasil memanfaatkan umpan silang Federico Valverde.

Robertson menyesali keunggulan serangan balik Madrid setelah kekalahan itu, ia  memuji juara LaLiga atas kemampuan mereka untuk memaksimalkan keunggulan.

“Kami adalah tim yang menekan, kami mencoba menekan dari depan, dan itu sangat berhasil bagi kami musim ini,” tuturnya.

“Kami mencoba untuk memenangkan bola tinggi-tinggi, dan jelas mereka akhirnya melakukan pelanggaran, kemudian kami dijebak di belakang, menit berikutnya bola itu bersarang di jaring Anda. Itu sepak bola dan harus berurusan dengan itu,” sesalnya.

“Jelas sulit untuk kembali ke permainan ketika bermain melawan tim yang sangat berpengalaman di final ini, mereka tahu persis bagaimana melihat permainan,” terangnya.

"Kami memiliki peluang, tetapi itu tidak dimaksimalkan," pungkas Robertson dikutip dari Livescore.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: livescore