Cara Untung Investasi Perumahan, Salah Satunya Cari Rumah di Dekat Akses Pintu Tol Getaci

Cara Untung Investasi Perumahan, Salah Satunya Cari Rumah di Dekat Akses Pintu Tol Getaci

Kota dan Kabupaten Tasikmalaya pada 2024 akan memiliki jalur Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci). Pembangunannnya dimulai tahun ini.

Masyarakat Kota dan Kabupaten Tasikmalaya harus menyambut kehadiran akses jalan bebas hambatan proyek nasional, yang menjadi prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.

Salah satu dampak yang kemungkinan besar mendapatkan peluang tumbuh, sebagai efek dari kehadiran Tol Getaci adalah bisnis perumahan.

Wiayah Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya, dengan kehadiran Tol Getaci, akan terkoneksi dengan daerah-daerah lain, yang selama ini terhambat jarak tempuh, karena permasalahan medan jalan. Misalnya dengan Kota Bandung.

Jarak tempuh Kota Tasikmalaya dengan Kota Bandung saat ini lebih dari tiga jam. Dengan kehadiran Tol Getaci, waktu tempuh Bandung-Tasikmalaya hanya 1 jam.

Jadi akan sangat besar peluangnya, orang-orang yang selama ini bekerja di Kota Bandung dan sekitarnya memiliki rumah di Kota Tasikmalaya atau Kabupaten Tasikmalaya. Karena dengan Tol Getaci, waktu tempuhnya kian cepat.

CEO Galaxy Property Kennard Nugraha memberikan analisisnya. Dia mengatakan saat ini, 2022 adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi properti, terutama perumahan.

Kennard menyarankan investor yang ingin segera mendulang untung memilih rumah di bawah Rp 1 miliar. Pasalnya, hunian tersebut yang bakal terserap dengan kondisi daya beli masyarakat saat ini.

Investor, menurut dia, harus mencari properti di kawasan yang punya potensi pengembangan tinggi. Dengan demikian, capital gain yang mereka dapatkan jauh lebih tinggi.

Tren booming industri properti sejatinya sudah bermunculan pada akhir tahun lalu. Pengembang mengaku bahwa respons produk baru sangat tinggi. Mereka bahkan terpaksa menambah jumlah unit untuk mengakomodasi minat masyarakat.

Direktur Pemasaran Intiland untuk Surabaya Harto Laksono menyatakan, pihaknya berhasil menjual 259 unit di kawasan terbaru dalam sehari. Nilainya mencapai Rp 318 miliar.

”Seharusnya, kami hanya menjual 200 unit. Namun, karena terlalu banyak minat, akhirnya kami menambah satu blok baru lagi,” paparnya.

Dia menyatakan, respons tersebut tidak hanya datang dari faktor stimulus, tetapi juga karena kawasan terbaru di Surabaya itu dilalui outer east ring road (OERR) atau jalan lingkar luar timur. ”Potensi pengembangan kawasan jadi dinilai sangat tinggi,” ucapnya.

Di Jawa Timur, Ketua AREBI (Asosiasi Realestat Broker Indonesia) Jawa Timur Rudy Sutanto menambahkan, rumah bekas dengan harga BU (butuh uang) kini sudah berkurang. Karena itu, ada selisih antara rumah baru dan rumah bekas.”Sehingga, konsumen mulai melirik ke pasar primary (rumah baru),” tuturnya.

Apalagi, lanjut dia, pemerintah masih memperpanjang PPNDTP. Selama dua kuartal terakhir tahun lalu, penjualan rumah baru sudah mencapai dua kali lipat jika dibandingkan pada periode yang sama 2020. Bahkan, jika dibandingkan 2019 yang normal pun, penjualannya sudah tumbuh 20 persen.

Menurut dia, prospek pertumbuhan kinerja hunian tahun ini bisa mencapai 50 persen kalau PPNDTP bisa diperpanjang sepanjang tahun. Stimulus memang jadi pendorong besar. Namun, faktor utama adalah pertumbuhan ekonomi dan antusiasme pasar.

”Tahun ini (2022) seharusnya nafsu konsumsi properti yang tertahan selama dua tahun ini bisa benar-benar terlepas,” tuturnya.

Berikut ini tips-tips berinvestasi perumahan. Yaitu hindari lokasi tier 1 (kota besar) jika tak ingin melakukan long-term investment.

Berikutnya, cari informasi wilayah mana yang bakal mengalami pengembangan infrastruktur. Baik itu pintu tol baru maupun pembangunan jalan protokol.

Lalu cari tahu potensi kawasan perumahan. Apakah ada rencana pembangunan sekolah atau pusat perbelanjaan.

Kemudian, cari tahu tentang developer di balik proyek. Jika tidak punya nama terkenal, jangan ragu tanya agen atau pakar properti.

Yang tak kalah penting, pilih bunga bank yang rendah jika ingin melalui skema KPR. (sep/jp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: