Jatuhnya Kota Liman Karena 1 Pasukan Ukraina Harus Menghadapi 7 Prajurit Rusia

Jatuhnya Kota Liman Karena 1 Pasukan Ukraina Harus Menghadapi 7 Prajurit Rusia

Radartasik, Ukraina, Jatuhnya Kota Liman di Donbass karena pasukan Ukraina kalah jumlah dengan Rusia. Sebagai perbandingan 7 prajurit Moskow akan melawan 1 pejuang Ukraina kata Tom Soufi Burridge koresponden ABC yang berbasis di Ukraina di Twitter.

Secara resmi Ukraina mengatakan pihaknya memiliki lebih dari 7000.000 tentara yang tersedia sedangkan total pasukan Rusia dikabarkan kurang dari sepertiga dari angka itu.

Moskow tidak pernah mengungkapkan jumlah total pasukan yang terlibat dalam apa yang disebutnya operasi militer khusus di Ukraina.

Sebelum konflik dimulai, media dan pejabat Barat membuat perkiraan tentang jumlah personel militer yang dikumpulkan Rusia di perbatasan Ukraina.

Seminggu sebelum konflik pecah pada akhir Februari, AS mengatakan bahwa Rusia memiliki antara 169.000 dan 190.000 tentara di wilayah tersebut.

Pada pertengahan Februari, intelijen Estonia menyebutkan angka itu sekitar 150.000.

BACA JUGA:Ukraina Kehilangan Kota Liman Yang Menjadi Benteng Utama di Donbass

Pekan lalu, presiden Ukraina mengatakan bahwa Kiev memiliki “700.000 orang” di bawah komandonya. “Jadi, apa yang Anda lihat adalah hasil kerja 700.000 orang yang berjuang dan mempertahankan wilayah kami,” katanya kepada penyiar Ukraina 24.

Sedangkan ajudan Zelensky, Alexey Arestovich menggambarkan situasi di garis depan di Ukraina Timur sangat "kritis" bagi pasukan Ukraina.

Menurutnya Ukraina kalah dari Rusia dalam hal kecepatan mengumpulkan cadangan.

“Kami tertinggal dan itu membuat situasi di garis depan sangat mengerikan,” tutur Arestovich dalam sebuah wawancara.

Arestovich menyakini pasukan Rusia sekali lagi membuat kemajuan di utara Ukraina dan melancarkan serangan di selatan.

Menurutnya  orang Ukraina “lelah dengan perang”, Arestovich juga menyalahkan situasi sulit yang dihadapi pasukan Ukraina karena Negara Barat enggan memasok senjata berat ke Kiev.

“ Situasinya mungkin tidak akan sesulit itu … jika sekutu Barat kita yang terkasih telah memberi kita senjata lebih cepat,” sesalnya dikutip dari Russian Today.

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmitry Kuleba mengatakan kepada Forum Ekonomi Dunia bahwa situasi di Donbass "sangat buruk" untuk Kiev dan meminta pendukung Barat Ukraina untuk mengirim beberapa peluncur roket secepat mungkin.

Kiev masih mengindikasikan belum siap untuk melakukan pembicaraan atau konsesi apa pun ke Moskow.

Arestovich juga memaki pejabat dan media Barat yang sebelumnya menyarankan untuk menyerahkan sebagian wilayah negaranya dengan imbalan perdamaian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: russian today