Pesona Puncak Kebun Buah Mangunan
Reporter:
ocean|
Sabtu 15-01-2022,05:00 WIB
Radartasik.com, LANGIT Yogyakarta masih tampak gelap saat subuh. Jalanan menuju Kebun Buah Mangunan terlihat lengang. Destinasi di Desa Mangunan Kecamatan Dlingo, Bantul, itu berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta.
Jalanan sempit dengan banyak kelokan dan jalur menanjak menuju
Mangunan harus dilalui pengunjung yang memilih rute melalui Jalan Wonosari. Makin jauh dari jalan besar, suasana kian sepi. Di kanan dan kiri jalan hanya terlihat pepohonan menjulang tinggi.
Saat masih pagi buta, pengunjung biasanya sudah mengantre di pintu masuk
Kebun Buah Mangunan. Semua pelancong itu ingin menyaksikan sunrise.
Memang pesona
Mangunan sudah kondang. Media sosial turut melambungkan nama dan daya tarik destinasi yang memiliki banyak spot untuk foto itu.
Salah satu pengunjung, Woro, mengaku terkesima dengan panorama yang ada di
Kebun Buah Mangunan.
”Tadi berangkat sebelum pukul 05.00 WIB, gelap-gelapan demi melihat sunrise dan terpuaskan banget,” kata gadis asal Palembang yang bekerja di Yogyakarta itu.
Namun, ada ikhtiar panjang untuk menjadikan lahan kritis menjadi
Kebun Buah Mangunan yang memesona. Pengelola
Kebun Buah Mangunan, Rujiyatmi, menuturkan pengembangan destinasi itu dimulai pada 2003.
Setahun kemudian, warga setempat menanami lahan seluas 23 hektare itu dengan berbagai tanaman
buah-buahan. Ada pohon durian, rambutan, hingga mangga yang kini menghiasi
Kebun Buah Mangunan.
”Sebetulnya tujuan awalnya itu untuk memanfaatkan lahan kritis dengan tanaman
buah-buahan. Waktu itu juga belum ada spot foto seperti sekarang,” kata Rujiyatmi kepada JPNN.com belum lama ini.
Baru sekitar 2008, pengelola secara jeli melirik potensi lain dari
Kebun Buah Mangunan. Dari situlah pengelola membuat berbagai spot foto yang bertahan hingga kini.
Namun, untuk spot sunrise yang ada di Puncak
Mangunan baru dibuka sekitar 12 tahun silam. ”Pada 2010 sudah dibuka, tetapi pengunjungnya masih belum banyak seperti sekarang,” kata dia.
Perempuan paruh baya itu menceritakan spot Puncak
Mangunan mulai tenar pada 2016. Lokasi dengan ketinggian sekitar 200 mdpl tersebut menjadi titik kumpul pengunjung untuk menyaksikan surya muncul.
Walakin, spot yang memesona di
Mangunan bukan hanya sunrise. Di bawah bukit itu ada Kali Oya yang sering tertutup kabut tebal pada pagi hari.
Dari situlah muncul sebutan Negeri di Atas Awan yang disematkan untuk
Kebun Buah Mangunan. Panorama tersebut sangat didambakan para pengunjung yang rela menembus udara pagi yang dingin.
Udara sejuk dan panorama Bukit Magir memang memikat banyak kalangan. Pengunjung pun merasa betah berlama-lama menikmati pesona
Mangunan.
Dia menjelaskan jumlah pengunjung
Mangunan pada saat Natal dan tahun baru lalu 500-600 orang per hari. ”Hari Minggu dan tanggal merah bisa sampai 1.000 pengunjung,” sebut perempuan berkerudung itu.
Warga
Mangunan itu mengeklaim
Kebun Buah Mangunan merupakan pelopor bagi destinasi lain di sekitarnya yang memanfaatkan potensi alam untuk dijadikan destinasi wisata.
Keberhasilan
Kebun Buah Mangunan menggaet banyak pengunjung mendorong masyarakat di Dlingo membuka objek wisata baru.
”
Kebun Buah Mangunan sudah sejak 2003. Sedangkan destinasi lain di sekitarnya baru buka pada 2015-an,” katanya.
Meski demikian, masih banyak fasilitas di
Mangunan yang harus ditambah maupun dibenahi.
Rujiyatmi berharap beberapa fasilitas yang berkaitan dengan kenyamanan dan keamanan pengunjung, seperti jalan dan pagar menuju puncak, segera dibenahi.
”Sudah terpikirkan, tetapi karena anggarannya belum ada jadi belum bisa,” tutup dia. (jpnn/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: