Uniga Bantu Kajian Tentang Kebencanaan

Uniga Bantu Kajian Tentang Kebencanaan

radartasik.com, TAROGONG KALER — Universitas Garut (Uniga) menjadi bagian Forum Perguruan Tinggi Jawa Barat yang meluncurkan program pengurangan risiko bencana di Jawa Barat. Dalam forum itu, Uniga mengambil bagian dalam membentuk lembaga kajian kebencanaan.


Rektor Universitas Garut Dr Ir H Abdusy Syakur Amien MEng mengatakan, dalam program pengurangan risiko bencana, pihaknya akan membuat langkah konkret dalam membuat kajian-kajian yang komperhensif yang diambil dari berbagai macam perspektif.

“Kita sekarang coba buat dulu lembaganya, setelah itu kiat buat kajian-kajian yang komprehensif dari berbagai macam perspektif bagaimana menghadapi masalah bencana ini,” ujar Syakur kepada wartawan usai Seminar Nasional Hidrometeorologi di Kampus Uniga, Rabu (12/1/2022).

Syakur menuturkan dalam mitigasi dan permasalahan terkait bencana, tidak hanya bisa dilakukan secara parsial. Tetapi penyelesaian masalah kebencanaan harus melibatkan banyak pihak, salah satunya perguruan tinggi.

Dalam membantu menangani permasalahan kebencanaan, khususnya di Kabupaten Garut, selain melakukan kajian pihaknya juga akan mengadakan pelatihan dan membuat mata kuliah terkait kebencanaan.

“Saat ini Garut itu masuk sebagai daerah kedua di Jabar dan kelima di Nasional yang memiliki potensi kebencanaan. Sehingga kita harus menyiapkan diri sehingga dampaknya tidak terlalu parah atau besar,” katanya.

Bupati Garut H Rudy Gunawan mengakui bahwa Kabupaten Garut memiliki potensi bencana sangat tinggi, khususnya bencana hidrometeorologi. Saat musim hujan, sejumlah wilayah di Garut memiliki ancaman bencana seperti banjir, longsor dan angin puting beliung.

“Jadi upaya mitigasi bencana ini sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya dampak bencana yang lebih besar. Kita mengharapkan ada mitigasi yang pas lah, jangan saling menyalahkan,” terangnya.

Menurut dia, dalam penanganan dan penyelesaiaan bencana perlu kerjasama semua pihak, termasuk perguruan tinggi. Dengan keterlibatan perguruan tinggi, upaya pencegahan dan penyelesaian masalah kebencanaan dilakukan dengan ahlinya atau bersifat teknokratik.

“Penanganan bencana ini harus dilakukan semua pihak, jangan dikaitkan dengan urusan politik,” terangnya.

Rudy pun mengapresiasi kehadiran Forum Perguruan Tinggi Pengurangan Risiko Bencana (FPT PRB) karena dapat membantu pemerintah daerah dalam pengurangan risiko bencana.

“Nah ini yang saya apresiasi, ya jadi nanti kalau terjadi kebencanaan itu diskusi saja, diskusi kecil diskusi besar dan diskusi kecil ini kira-kira mau bagaimana ada rekomendasi. Kalau yang rekomendasinya orang pinter secara teknokratik ilmu pengetahuan,” paparnya. (yna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: