Berikut Ini Perusahaan-Perusahaan Amerika dan Eropa yang Dapat Tekanan dari China

Berikut Ini Perusahaan-Perusahaan Amerika dan Eropa yang Dapat Tekanan dari China

Radartasik.com, BEIJING — Pemerintah China tidak hanya ”galak” kepada perusahaan milik Elon Musk saja, Tesla dan SpaceX, namun ada beberapa perusahaan asal Amerika Serikat yang terkena amukan Negeri Tirai Bambu itu. 


Perusahaan-perusahaan Amerika baru-baru ini mendapat banyak tekanan, baik dari organisasi dan konsumen Barat, dan dari pemerintah China, untuk memihak pada isu-isu, termasuk Taiwan, Hong Kong dan penganiayaan terhadap Uyghur.

Walmart, salah satu perusahaan asal Amerika Serikat mendapat kecaman oleh pengawas anti-korupsi China setelah raksasa ritel itu menghapus produk-produk yang dibuat di Xinjiang dari toko-tokonya yang berbasis di China dan dari Sam's Club.

Badan tersebut mengatakan, perusahaan asal Amerika Serikat itu tidak memiliki "alasan yang dapat dibenarkan" untuk menghentikan penjualan produk dari seluruh wilayah. Keputusan tersebut juga menurut mereka menunjukkan sebuah tindakan "kebodohan dan kepicikan".

China adalah pasar luar negeri terbesar kedua Walmart, jika mereka ingin berdiri kokoh di pasar China, mereka perlu menunjukkan ketulusan dan sikap yang cukup, menghormati fakta, membedakan yang benar dari yang salah, menghormati prinsip-prinsip China dan perasaan warga negara China,” tulis agensi dilansir dari Sky News.

“Jika tidak, warga dan konsumen China akan menggunakan tindakan mereka untuk merespons dengan tegas,” kata pernyataan itu.

Sebelum Walmart terlibat, Intel telah meminta maaf kepada publik China atas surat publik kepada pemasoknya yang meminta mereka untuk tidak membeli dari Xinjiang.

Pada bulan Maret 2021, H&M Hennes & Mauritz AB pun mendapati kehadirannya telah dihapus dari aplikasi e-commerce, ride-hailing, transaksi harian, dan peta utama China. Itu setelah keputusan merek pakaian Swedia itu untuk berhenti membeli dari wilayah Xinjiang China

Pemerintah Cina Marah Besar kepada Elon Musk
Pemerintah China marah besar, lebih tepatnya ngamuk kepada Elon Musk. Penyebabnya, satelit milik salah satu orang terkaya di dunia itu, Starlink SpaceX dituding mengancam keamanan stasiun luar angkasa China.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan pada konferensi pers rutin pada hari Selasa (4/1/2021) bahwa China pada 3 Desember 2021, hampir terjadi tabrakan antara satelit Starlink SpaceX milik Elon Musk dengan stasiun luar angkasa China.

Stasiun luar angkasa, yang dikenal sebagai Tiangong, pada 1 Juli dan 21 Oktober 2021 melakukan manuver mengelak untuk menghindari tabrakan dengan satelit Starlink SpaceX. Demikian menurut dokumen yang diserahkan Beijing ke PBB.

"AS (Amerika Serikat) mengklaim sebagai pendukung kuat untuk konsep 'perilaku yang bertanggung jawab di luar angkasa', tetapi AS mengabaikan perjanjiannya dan menimbulkan ancaman besar bagi keselamatan astronot," kata Zhao, merujuk pada Perjanjian Luar Angkasa 1967 dilansir dari Sky New.

Keluhan Beijing dilaporkan secara luas di media pemerintah China, sehingga mengipasi kemarahan publik terhadap Elon Musk dan perusahaannya.

Pada hari Selasa (4/1/2021), penyiar nasional China CCTV mem-posting video online yang meledakkan SpaceX, dengan tagar "Amerika Serikat membawa standar gandanya ke luar angkasa".

Beberapa komentator China bahkan menyarankan China dapat mempercepat penyebaran satelitnya sendiri untuk bersaing dengan Elon Musk. (usep saeffulloh / radartasik.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: