Zona Pantai Khusus Wanita Ditutup Hanya Beberapa Jam Setelah Dibuka

Zona Pantai Khusus Wanita Ditutup Hanya Beberapa Jam Setelah Dibuka

Radartasik.com, PIHAK berwenang di resor wisata utama Banglades dengan cepat menarik kembali keputusan mereka untuk membuka zona pantai khusus wanita setelah pengguna media sosial membandingkannya dengan Taliban.

Sebuah area eksklusif untuk wanita dan anak-anak telah disiapkan di Pantai Cox's Bazar pada hari Rabu (29/12/2021). Di pantai yang mempunyai untaian pasir terpanjang di dunia, membentang sekitar 120 km, sebuah tanda besar didirikan untuk memberi tahu pengunjung tentang aturan baru itu.

Seorang pejabat senior mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa wanita setempat telah meminta bagian pantai khusus untuk diri mereka sendiri, karena mereka merasa malu dan tidak aman di tempat yang ramai. Banglades adalah negara Muslim berpenduduk 161 juta, dengan populasi sebagian besar konservatif.

Langkah itu diambil setelah pemerkosaan beramai-ramai terhadap seorang wanita di Cox's Bazar pekan lalu, yang menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan di daerah itu, yang dikunjungi oleh turis asing dan lokal.

Namun, hanya beberapa jam kemudian, zona khusus wanita harus dihapus.
Pihak berwenang kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan keputusan itu telah ditarik atas apa yang mereka gambarkan sebagai komentar negatif di media sosial seperti dikutip dari Russian Today.

Sejumlah pengguna media sosial telah menghancurkan inisiatif baik tersebut, menuduh administrasi resor melakukan pemisahan gender dan menjadi panutan kaum Islamis.

“Ini adalah Talebistan,” jurnalis terkemuka Syed Ishtiaque Reza menuliskanya di Facebook, mengacu pada gerakan radikal Taliban, yang telah memberlakukan aturan Islam yang ketat pada perilaku perempuan sejak mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada bulan Agustus.

Dia didukung oleh banyak orang lain, yang bersikeras bahwa pihak berwenang seharusnya tidak menyerah pada kelompok-kelompok Islam garis keras yang telah menggelar aksi unjuk rasa di seluruh Bangladesh dalam beberapa tahun terakhir dan menuntut pemisahan jenis kelamin di tempat kerja. (sal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: