Perekonomian Nasional Bergerak Pulih
Radartasik.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai, momen Nataru menjadi ujian sesungguhnya bagi Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19. Mengingat, peningkatan mobilitas masyarakat terjadi hampir di seluruh kota besar.
Dia mendorong pemerintah untuk memberikan vaksin SARS-CoV-2. Terutama di wilayah pusat ekonomi seperti Jakarta. ”Saya kira Nataru ini tes sesungguhnya. Kalau kita mampu melewati Nataru (dengan kasus harian yang tetap rendah, Red), tentu saja akan lebih baik. Itu necessary condition,” katanya.
Menurut dia, pemberian vaksin booster bakal mempercepat pembentukan kekebalan komunal (herd immunity). Dengan begitu, masyarakat lebih terlindungi dalam melakukan aktivitas sosial maupun ekonomi. ”Ini dilakukan agar kita betul-betul bisa secara bertahap membuka sektor-sektor ekonomi seperti di Jakarta,” tutur lulusan Iowa State University, AS, tersebut.
Perry menilai, Jakarta memiliki peran strategis dalam mengerek perekonomian nasional. Dari sektor keuangan, outstanding kredit di ibu kota mencapai 29 persen dari total kredit nasional.
Jumlah simpanan masyarakatnya juga menyumbang porsi 49 persen dari seluruh simpanan di lembaga jasa keuangan. Begitu pula sistem pembayaran di Jakarta yang menyumbang transaksi nontunai terbesar dengan 61 persen hingga kuartal III 2021.
Angka tersebut meningkat dari bukuan pada pengunjung 2020 yang sebesar 60 persen. ”Jumlah pengguna QRIS di Jakarta juga sangat besar dengan catatan 18,8 persen dari total 2,6 juta merchant,” jelasnya.
Kondisi perekonomian nasional saat ini terbilang mulai pulih. Salah satunya tecermin dari bangkitnya kinerja sektor manufaktur yang menjadi indikator berikutnya.
Sejalan dengan mobilitas yang terus meningkat, pembukaan ekonomi yang semakin luas, dan stimulus kebijakan yang berlanjut.
Permintaan kredit modal kerja mulai mampu mengejar pertumbuhan kredit konsumsi. Kredit modal kerja naik 2,6 persen YoY menjadi Rp 2.538,2 triliun per September 2021.
Pertumbuhan kredit konsumsi naik 2,9 persen YoY menjadi Rp 1.638,2 triliun. Artinya, ekonomi perlahan mulai bergerak lagi. (mia/han/c14/fal/jpg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: