Ingat! Jangan Asal Mention di Medsos Bisa Berujung Petaka

Ingat! Jangan Asal Mention di Medsos Bisa Berujung Petaka

Radartasik.com — Dalam berinteraksi di media sosial (medsos), kita kerap menjumpai istilah mention. Ini biasa dilakukan untuk berkomunikasi dengan orang atau lawan bicara lain di satu platform baik saat sudah menjadi teman atau belum masuk daftar pertemanan.

Hanya saja pengguna media sosial diminta untuk berhati-hati untuk tidak membagikan informasi berharga dirinya yang sering dilakukan untuk kepentingan tertentu jika melakukan mentyion. Apakah itu ingin berbagi informasi, ingin eksis atau tujuan lain seperti diminta oleh pihak tertentu untuk kepentingan promosi.

Diketahui juga, sudah menjadi standar dan kebiasaan pelaku event, baik event komunitas seperti kegiatan olahraga atau undian yang mensyaratkan pesertanya untuk melakukan mention dengan iming-iming hadiah tertentu.

Tujuannya mungkin tidak negatif, melainkan untuk meningkatkan jangkauan event tersebut supaya lebih populer atau untuk kepentingan branding. Namun, mention bisa menjadi petaka jika dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan. Kasus mention yang kelihatannya sepele yang dilaporkan ke Vaksincom ini mengakibatkan kerugian uang.

Lembaga riset keamanan siber Vaksincom kembali menunjukkan mention yang kelihatannya sepele dan tinggal klik saja bisa mengakibatkan kerugian finansial lebih dari Rp 25 juta rupiah.

“Dan penipu tanpa perlu bersusah payah tinggal melihat komentar dan memanen siapa saja yang melakukan mention dan menjadikannya sasaran eksploitasi,” ujar Pakar Keamanan Siber sekaligus Pendiri Vaksincom Alfons Tanujaya.

Dia melanjutkan, secara tidak langsung pelaksana event ini menyodorkan nasabahnya sendiri kepada penipu untuk dieksploitasi. Penipu tidak usah bersusah payah lagi menjaring calon korbannya, karena semuanya sudah disediakan oleh bank pelaksana event.

Mau menghubungi korbannya? Tidak usah susah payah mencari nomor teleponnya, tinggal DM saja dari Instagram dengan akun palsu yang logonya sudah direkayasa seakan-akan dari CS bank untuk kemudian meminta kontak korban.

Jika DM atau mention dilakukan kepada sembarang anggota Instagram, kecil kemungkinan ini akan berhasil karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk keberhasilan dalam penipuan ini seperti akun Instagram harus nasabah bank yang bersangkutan atau akun Instagram sedang mengikuti kuis undian yang diadakan oleh bank pada periode tersebut.

Celakanya kedua kondisi di atas yang sulit didapatkan oleh penipu ini malah disediakan oleh bank dengan meminta nasabah undian melakukan mention, dalam kasus ini korbannya dalam kondisi mudah percaya karena memang benar mengikuti undian atau kuis dan mengharapkan untuk memenangi undian tersebut. Hal ini yang menjadi titik lemah yang sering dimanfaatkan oleh kelompok penipu dan harus disadari oleh penyelenggara event dan peserta event undian dan semua pengguna media sosial.

“Memang salah korban yang menjadi sasaran penipuan ini, mengapa ia seperti kerbau dicocok hidung mengikuti apa saja yang diperintahkan oleh penipu dan memberikan kredensial dan OTP yang seharusnya tidak boleh dibagikan,” tegas Alfons.

Tetapi, lanjut dia, ada hal penting yang perlu disadari oleh pelaksana event dimana korban bisa sampai dalam kondisi tersebut karena memang ia mengikuti event yang diadakan oleh pelaksana event dan pelaksana event yang meminta korban melakukan mention atau tag sehingga secara tidak langsung penyedia event seakan menyodorkan anak ayam (nasabah) ke kawanan serigala (penipu) untuk menjadi korban penipuan undian.

Namun karena korban mengira ia sedang dihubungi oleh CS bank tentunya tidak curiga dan memasukkan data yang diminta pada situs yang disediakan dan yang terjadi bukannya mendapatkan hadiah undian, melainkan saldo di tabungannya dikuras oleh penipu. (jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: