Inovasi Teknologi Jadi Momentum Optimalisasi Perikanan Budidaya
Reporter:
tiko|
Jumat 17-12-2021,05:00 WIB
Radartasik.com — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memandang, saat ini tren produksi perikanan di Indonesia sudah bergeser dari perikanan tangkap ke perikanan budidaya.
Direktur Pakan dan Obat Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia Ujang Komarudin mencatat, pada 2020 lalu, para pembudidaya ikan dan udang di Indonesia sudah mampu memproduksi 15,45 juta ton, sementara hasil tangkapan nelayan di laut hanya sebesar 7,7 juta ton.
“Perikanan budidaya itu diperkirakan bisa menyumbang 16 persen dari USD 1,33 triliun nilai potensi keekonomian bidang kelautan Indonesia. Jadi kalau kita fokus mengembangkan perikanan budidaya, sama saja dengan membangunkan raksasa yang sedang tidur. Sangat luar biasa,” kata Ujang di hotel Haris Tebet Jakarta, Kamis (16/12)
Kementerian Kelautan dan Perikanan sendiri telah menyusun program dalam mengoptimalkan budidaya perikanan nasional. Salah satunya adalah dengan menerapkan konsep ekonomi biru.
“Ada keseimbangan dalam menjalankan prinsip ekonomi dengan ekologi. Sehingga tetap produktif namun berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Jangan sampai terjadi over eksploitasi. Untuk meningkatkan produktivitas dibutuhkan inovasi teknologi yang cerdas, modernisasi, serta digitalisasi dalam sistem produksi dan rantai pasok perikanan budidaya,” jelasnya.
Sementara, Perusahaan startup akuakultur eFishery, memandang potensi perikanan budidaya yang besar di Indonesia pada 2022 mendatang. Potensi tersebut dapat digenjot produktivitasnya dengan memanfaatkan teknologi.
CEO dan Co-founder eFishery Gibran Huzaifah mencatat, hingga akhir 2021 diperkirakan jumlah pembudidaya yang telah bergabung dalam ekosistem eFishery mencapai 27.000 orang. Angka ini meningkat 1.074 persen dibandingkan jumlah pembudidaya yang menggunakan layanan eFishery di 2020.
“Teknologi itu membuka kolaborasi. Karena inovasi yang dihasilkan teknologi itu membuka akses kepada seluruh pelaku usahanya dan menciptakan value bersama-sama. Kalau tahun ini kami bisa merangkul 27.000 pembudidaya, tahun depan kami bidik 200.000 pembudidaya yang tersebar di 250 kabupaten atau kota bisa bergabung dalam ekosistem kami,” ungkapnya.
Gibran menyebut, semakin bertambahnya jumlah pembudidaya ikan dan udang yang menggunakan teknologi, maka perputaran ekonomi di sektor perikanan budidaya maupun industri pendukungnya semakin meningkat. (jpg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: