Tokoh Sekitar Usul Nama Jalan Terusan BCA Diganti

Tokoh Sekitar Usul Nama Jalan Terusan BCA Diganti

radartasik.com, TASIK — Nama Jalan Terusan BCA di Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya dianggap tidak pantas dijadikan nama jalan resmi. Karena, tidak memiliki nilai histori atau kontribusi bagi Kota Tasikmalaya.


Aturan pemberian nama jalan di Indonesia saat ini berbeda-beda, karena biasanya diatur dalam peraturan daerah masing-masing melalui peraturan daerah (perda) atau peraturan wali kota (perwalkot).

Di Kota Tasikmalaya sendiri, hal tersebut diatur dalam Perda Nomor 5 tahun 2013 tentang Pemberian Nama Jalan dan Nomor Bangunan Gedung. Di situ, menerangkan bahwa penamaan jalan harus menggunakan nama pahlawan nasional, pejuang, sejarah perjuangan, karakteristik lingkungan, legenda setempat, tokoh masyarakat, flora, fauna dan hal-hal lain yang diakui keberadaannya di masyarakat.

Beberapa penamaan jalan pun saat ini dianggap kurang tepat, karena cenderung asal-asalan. Seperti halnya Jalan Terusan BCA yang menghubungkan Jalan Paseh dengan HZ Mustofa Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya.

BCA sendiri merupakan nama bank swasta yang memang ada di sekitar jalan tersebut. Keterkaitannya cenderung karena letak geografis saja, tidak ada nilai khusus lainnya.

Salah satu tokoh pemuda Paseh, Kota Tasikmalaya, Ustaz Silmi Abdussalam menilai nama jalan tersebut cukup aneh. Karena hanya didasari adanya kantor bank di jalur tersebut.

“Harusnya diganti dengan nama tokoh, supaya memiliki makna dan apresiasi bagi warga sekitar yang telah berjasa,” ungkapnya kepada Radar, Selasa (7/12/2021).

Jika sebatas sebutan dari masyarakat, menurutnya sah-sah saja. Namun ketika hal tersebut dilegitimasi oleh pemerintah, hal ini akan menjadi aneh. Sebab perlu ada kajian khusus supaya tidak sembarangan.

“Kan seharusnya dibahas dulu, oleh pemerintah termasuk pihak bank, saya sebagai warga Paseh tidak merasa ikut membahas soal penamaan jalan itu,” ucapnya.

Jalan Terusan BCA sendiri, kata Ustaz Silmi, secara tidak langsung jadi promosi bank tersebut. Padahal, banyak nama tokoh yang lebih layak dijadikan nama jalan tersebut. “Kecuali memang ada kontribusi dari pihak perusahaan (bank, Red) dan diakui oleh masyarakat sekitar,” ucapnya.

Hal serupa diungkapkan tokoh pemuda lainnya, Myftah Farid yang menilai Pemkot Tasikmalaya asal-asalan untuk penamaan beberapa jalan. Masyarakat pun sempat meminta kepada pemerintah agar nama Jalan Terusan BCA diganti dengan nama tokoh setempat. “Sudah beberapa tahun tapi belum juga diubah,” katanya.

Lain cerita jika pihak bank memang memberikan kontribusi khusus dalam pembangunan jalan, serta kepada masyarakat di lingkungan tersebut. Sejauh ini, dia menilai nama BCA diterapkan hanya karena kebetulan keberadaannya di wilayah tersebut.

“Kalau mau mencantum nama bank, harus tanahnya wakaf dari bank, atau pengaspalannya dari bank, kan ini tidak,” ucapnya yang juga Koordinator GMNU Kota Tasikmalaya.

Selain Jalan Terusan BCA, kata Faried, ada juga penamaan jalan yang dinilai sembarangan seperti Jalan ABR. Sebab nama tersebut merupakan sebuah bengkel karoseri. “Termasuk Jalan Situ Gede, itu penyesatan karena lokasinya terlalu jauh dari Situ Gede,” tuturnya.

Tokoh ulama yang berada di wilayah Paseh, Kota Tasikmalaya H Maman Suratman mengakui bahwa dirinya salah satu inisiator yang mengambil nama BCA untuk Jalan Terusan BCA sejak tahun 2000. Hal itu, guna memudahkan petunjuk arah bagi tamu dari luar daerah. “Karena Paseh (nama jalan, Red) itu kan terlalu luas,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Ihya As-Sunah itu.

Sebelumnya, kata H Maman, nama Terusan BCA tersebut yakni Jalan Terusan Paseh, namun dia tambahkan nama BCA supaya lebih mudah. Yang pada akhirnya mendapatkan legitimasi dari Pemerintah Kota Tasikmalaya menjadi Jalan Terusan BCA, tidak lagi memakai Paseh. “Tapi saat itu tidak sampai mengajukan ke pemerintah, untuk menamai Jalan Terusan Paseh BCA,” katanya.

Terpisah, Kabid Lalin Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya Gumilar menyebutkan bahwa beberapa tahun ke belakang Pemkot melakukan kajian soal nama-nama jalan. Karena beberapa nama jalan memang dinilai perlu diganti. “Termasuk nama Jalan Terusan BCA juga dibahas untuk diganti,” paparnya.

Namun untuk kelanjutannya, Gumilar pun tidak mengetahui secara jelas, karena Dishub lebih kepada pemasangan plang nama jalannya saja. Kajiannya dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR). “Kan harus melalui kajian dulu dan menggunakan jasa konsultan juga,” ucapnya.

Diakuinya, memang beberapa nama jalan hanya mengacu pada penyebutan dari warga. Bahkan ada nama jalan yang berkonotasi negatif sehingga tidak pantas dijadikan nama jalan. “Namanya juga sebutan warga,” terangnya.

Untuk Jalan Situ Gede, dia akui bahwa nama jalan tersebut bisa dibilang kekeliruan. Karena saat itu, rencananya papan nama jalan itu akan dipasang di akses Jalan Ir Djuanda menuju Situ Gede. “Awalnya itu salah pasang, tapi seolah sudah terlanjur,” katanya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: