Dewan Minta Program PMT Dievaluasi, Pengelolaan Makanan Seharusnya Sehat, Higienis dan Bergizi

Dewan Minta Program PMT Dievaluasi, Pengelolaan Makanan Seharusnya Sehat, Higienis dan Bergizi

radartasik.com, TAROGONG KIDUL — Anggota Komisi 4 DPRD Kabupaten Garut Karnoto meminta Dinas Kesehatan mengevaluasi program penyaluran pemberian makanan tambahan (PMT) kepada masyarakat. Hal itu dilakukan untuk mencegah kasus dugaan keracunan massal kembali terjadi saat pelaksanan Program Peningkatan Asupan Gizi Seimbang Dalam Rangka Percepatan Penanggulangan TBC di Kabupaten Garut.


“Kejadian ini baru pertama terjadi dalam pelaksanaan program ini. Kami minta Dinkes evaluasi program ini supaya tidak terjadi lagi,” ujar Karnoto kepada wartawan, Kamis (2/12/2021).

Karnoto menyesalkan adanya kejadian belasan balita dan masyarakat merasakan mual dan muntah usai menyantap makanan siap saji yang dibagikan Puskesmas Guntur itu. “Saya sangat prihatin, karena makanan tambahan yang seharusnya sehat, higienis dan bergizi ini malah jadi penyebab keracunan,” terangnya.

Menurut Karnoto, peritiwa keracunan makanan seharusnya tidak terjadi ketika pihak penyelenggara kegiatan dan puskesmas benar dalam mengelola makanan tambahan yang dibagikan kepada masyarakat dan balita. “Sebagai faskes (fasilitas kesehatan), Puskesmas Guntur semestinya terdepan dalam pengolahan dan penyajian makanan yang sehat, higienis dan bergizi. Kalau pengelolaannya benar kejadian ini tidak akan terjadi,” ujar Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Garut ini.

Menurut dia, program pemberian makanan tambahan dalam percepatan penanggulangan TBC merupakan program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang sudah berjalan dari tahun 2011. Dalam pelaksanaan program, pembiayaannya dari bantuan operasional kesehatan (BOK) puskesmas atau donasi dari berbagai pihak yang tidak mengikat.

“Selama pelaksanaan program ini, kejadian keracunan dari makanan yang dibagikan ini baru kali ini. Sebelumnya tidak terjadi. Ini harus jadi evaluasi bersama dalam pelaksanaannya,” ujarnya.

Menurut dia, kasus keracunan makanan di Kabupaten Garut sudah beberapa kali terjadi. Tetapi keracunan dari makanan tambahan yang dibagikan oleh fasilitas kesehatan baru pertama.

“Kami minta protap pelaksanaan pembagian PMT ini dievaluasi di seluruh puskesmas, supaya tidak terjadi kejadian serupa,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Guntur H Kurniadin mengatakan saat ini kondisi balita yang mendapatkan perawatan akibat keracunan makanan mulai membaik. Sebagian balita yang dirawat sudah ada yang kembali ke rumahnya. “Alhamdulilah kondisi para korban yang sempat dirawat sudah mulai membaik bahkan sudah ada yang pulang ke rumah masing-masing,” ujarnya.

Terkait hasil laboratorium makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan, saat ini belum keluar. “Belum ada, kita masih nunggu,” paparnya.

Diberitakan sebelumnya, warga dan balita mengalami gejala keracunan beberapa jam setelah menyantap makanan siap saji dalam Program Peningkatan Asupan Gizi Seimbang Dalam Rangka Percepatan Penanggulangan TBC Pada Balita di Puskesmas Guntur Kelurahan Kota Wetan, Selasa pagi (30/11/2021). “Benar ada kejadian keracunan ini. Saya juga tahu pas Magrib kemarin (Selasa), padahal pihak puskesmas sudah mengevakuasi warga dari sore,” ujar Lurah Kota Wetan Galih Mawariz kepada wartawan, Rabu (1/12/2021).

Berdasarkan informasi yang diterimanya, pagi hingga siang Selasa (30/11/2021), warganya mengikuti kegiatan tersebut. Di acara itu, balita dan orang tuanya diberikan makanan siap saji.

Namun, beberapa jam setelah menyantap makanan yang diberikan atau sekitar pukul 15.00, warga mulai merasakan mual dan muntah. “Awalnya ada belasan orang yang mengalami gejala keracunan dan langsung dibawa ke puskesmas. Korban ini terus bertambah dan langsung dilakukan penanganan,” ujarnya. (yna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: