Pusat Ingatkan Kota Tasik, 10 Daerah Belum Buka Pendaftaran PPPK Guru Tahap II

Pusat Ingatkan Kota Tasik, 10 Daerah Belum Buka Pendaftaran PPPK Guru Tahap II

radartasik.com, TASIK - Sebanyak 10 daerah belum membuka pemilihan formasi PPPK guru tahap II, hingga Selasa (16/11/2021).  Padahal kesepuluh daerah tersebut tercatat sudah melakukan seleksi PPPK tahap I.


Sekretaris Ditjen Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Nunuk Suryani membenarkan adanya informasi 10 daerah belum membuka tahapan kedua seleksi PPPK. 

Daerah-daerah tersebut, yakni Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Rembang. Kemudian, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Nias Utara, dan Kota Tasikmalaya.

”Mohon maaf pemilihan formasi pada 10 daerah tersebut mengalami sedikit penundaan,” kata Nunuk dihubungi, Selasa (16/11/2021).

Nunuk membantah hal tersebut terkait hasil rapat Panselnas 5 November 2021 yang mengungkap sejumlah pemda meminta seleksi PPPK guru tahap II dan III ditutup karena kesulitan anggaran. 

Dia menyatakan pemda memang meminta untuk ditutup, tetapi ditolak oleh Panselnas.  Sebab, anggaran gaji PPPK sebenarnya sudah ada dalam dana alokasi umum (DAU).

“Panselnas enggak setuju dengan usulan pemda, karena para kepala daerah itu sudah tandatangani surat pernyataan tanggung jawab mutlak (SPTJM),” paparnya.

Mengenai penyebab tertundanya pemilihan formasi PPPK tahap II, Nunuk beralasan karena ada penyesuaian data saja. 

Sebelumnya, Ketum Forum Honorer Nonkategori Dua Indonesia (FHNK2I) Raden Sutopo Yuwono mengungkapkan tidak semua peserta guru honorer, guru swasta, dan lulusan pendidikan profesi guru (PPG) bisa mendaftar.

Ada sebagian pemda justru menutup dan menunda pelaksanaan PPPK guru tahap II.  Hal ini membuat gempar guru honorer.  Pasalnya, pemda yang memilih menutup dan menunda seleksi PPPK guru tahap II ini sebelumnya sudah melaksanakan seleksi tahap I.

Dia mengaku sudah meminta pengurus FHNK2I untuk mendata daerah mana saja yang memutuskan menutup dan menunda pelaksanaan seleksi PPPK guru 2021.

Nadiem Bertemu Honorer

Mendikbudristek Nadiem Makarim bertemu dengan perwakilan guru honorer. Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup pada Senin 15 November 2021 itu sebanyak 10 guru honorer diundang khusus Kemendikbudristek.

Dudi Abdullah, satu dari 10 guru honorer tersebut mengungkapkan dalam pertemuan terbatas itu Nadiem Makarim menggali masalah yang terjadi di lapangan.

Salah satu masalah yang mencuat adalah tidak adanya formasi bagi guru honorer yang lulus passing grade PPPK tahap I. “Kami sampaikan kepada Mas Nadiem untuk memberikan formasi bagi guru honorer yang sudah lulus passing grade. Seperti di Garut formasinya kan hanya 196,” kata Dudi kepada JPNN.com, Selasa (16/11).

Guru honorer K2 salah satu SD negeri di Kabupaten Garut itu mengungkapkan kondisi yang dialaminya juga dirasakan perwakilan GTKHNK35+.

Menurut Dudi, Mas Nadiem memahami kondisi yang terjadi di lapangan. Pemda masih ragu mengajukan formasi karena khawatir tidak bisa menggaji PPPK. Padahal PPPK itu termasuk ASN yang gajinya ditanggung dana alokasi umum (DAU) yang dikucurkan dari APBN.

Yang membuat Dudi dan kawan-kawannya lega, Mas Nadiem berjanji akan berjuang mencarikan formasi untuk guru honorer yang lulus passing grade PPPK tahap I.

“Mas Nadiem berjanji akan berjuang mencarikan formasi bagi guru honorer yang sudah lulus passing grade,” ujarnya.

Walaupun sudah dijanjikan akan dicarikan formasi, tetapi Dudi mengatakan mereka tetap meminta agar ada pernyataan hitam di atas putih. Ini agar ada jaminan bagi guru-guru yang lulus passing grade.

Mengenai seleksi PPPK guru tahap II, menurut Dudi, mereka tetap disarankan Nadiem Makarim untuk ikut tes. Ini untuk mendapatkan nilai passing grade tertinggi.

“Tetap disarankan ikut tes tahap I agar mendapatkan nilai tertinggi. Mas Nadiem juga meminta dukungan doa agar perjuangannya mendapatkan formasi bagi guru honorer yang lulus passing grade mendapatkan formasi,” pungkas Dudi Abdullah. (esy/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: