Antusiasme Bulutangkis Terganjal Prasarana

Antusiasme Bulutangkis Terganjal Prasarana

radartasik.com, CIHIDEUNG — Para pegiat dan atlet olahraga bulutangkis punya impian tinggi meraih prestasi yang mengharumkan nama Kota Tasikmalaya. Namun impian itu kurang didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai dari pemerintah.


Hal itu diungkapkan Ketua PB Kharisma Tasikmalaya Dedi Kusnadi yang menjelaskan pihaknya punya misi mencetak bibit atlet bulutangkis di Kota Tasikmalaya. Impiannya, ingin Kota Tasikmalaya bisa memiliki atlet-atlet yang punya karier cemerlang. “Bukan hanya di nasional, tapi juga sampai level internasional,” ungkapnya kepada Radar, Kamis (11/11/2021).

Maka dari itu, anak-anak asuhnya bukan hanya di kalangan remaja saja. Pelatihan sudah di mulai kepada anak-anak usia di bawah 10 tahun. “Melatih kelompok pra dini itu bukan hal mudah, butuh kesabaran yang sangat besar,” ucapnya.

Saat ini, kata Dedi, beberapa anak asuhnya sudah mulai eksis di beberapa kompetisi dari mulai lokal sampai nasional. Dalam waktu dekat pun, anak asuhnya akan diikutsertakan dalam Oniba Cup di Bandung. “Ada sekitar 10 anak yang kita ikutsertakan,” ucapnya.

Selain itu, lima atlet binaannya pun terpilih masuk Babak Kualifikasi (BK) Porprov mewakili Kota Tasikmalaya. Dia berharap mereka bisa meraih prestasi di ajang bergengsi tersebut. “Kita harap semuanya bisa lolos dari BK Porprov, lebih jauhnya bisa membawa pulang medali emas,” ucapnya.

Tetapi., sambung dia, cukup disesalkan, sarana di Kota Tasikmalaya dinilai kurang memadai.

GOR Susi Susanti sebagai sarana milik pemerintah masih banyak yang harus dibenahi. “Paling pentingnya sih penerangan GOR ini masih kurang, banyak lampu yang mati,” ucapnya.

Apalagi, dia punya rencana menyelenggarakan event kompetisi bulan Januari mendatang di GOR Susanti. Kondisi GOR yang tidak memadai tentu akan jadi penilaian buruk dari atlet luar. “Apalagi rencananya kita adakan untuk tingkat nasional,” katanya.

Salah satu pelatih di PB Kharisma Tasikmalaya Bagas Febrian mengatakan bahwa penerangan sangat penting dalam proses latihan. Karena atlet sulit beradaptasi ketika tanding dalam event standar nasional.

“Kan pandangan jadi kaget pas tanding dengan lampu yang terang, sedangkan mereka latihan dengan pencahayaan yang redup,” ucapnya.

Di waktu siang pun menurutnya kondisi GOR Susi Susanti lebih berat lagi. Selain pengap, beberapa titik terdapat cahaya dari luar gedung yang masuk. “Masih agak mending malam hari meskipun redup,” jelasnya.

Dia berhap pemerintah bisa lebih memperhatikan kondisi GOR Susi Susanti tersebut. Hal ini guna mendukung upaya latihan atlet maupun bibit atlet. “Karena kondisi lampu redup ini juga dikeluhkan dari rekan-rekan PB lain,” ucapnya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: