Pelatihan Barista Diserbu Peminat, Pendaftar 50, Hanya 16 Orang yang Diterima

Pelatihan Barista Diserbu Peminat, Pendaftar 50, Hanya 16 Orang yang Diterima

radartasik.com, TASIK — Kabupaten Tasikmalaya memiliki berbagai jenis kopi khas yang tumbuh di berbagai wilayah seperti Salopa, Taraju, Cigalontang, Kadipaten dan daerah lainnya. Potensi tersebut dibarengi dengan mulai menjamurnya kafe-kafe yang menawarkan kopi lokal.


Peluang tersebut ditangkap baik oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK) pada Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Kabupaten Tasikmalaya yang membuka kelas baru untuk barista. Hal ini sebagai terobosan baru dalam menciptakan peluang usaha.

Perwakilan UPTD BLK Dede Gunawan mengatakan, potensi kopi lokal atau asli Kabupaten Tasikmalaya cukup banyak diminati, baik pasar lokal dan luar daerah. Termasuk sudah banyaknya kafe-kafe yang menyajikan kopi, artinya ada peluang untuk lapangan pekerjaan menjadi barista.

“Kebetulan selama ini, jurusan di SMA maupun SMK tidak ada pengenalan kopi atau khususnya barista. Dengan demikian, melalui jurusan ini kami ingin menciptakan SDM yang unggul untuk menjadi barista dan bisa terserap dengan menjamurnya kafe-kafe di Tasikmalaya,” ujarnya kepada Radar, Senin (8/11/2021).

“Jurusan barista juga sudah diajukan ke Kementerian dan alhamdulillah disetujui dan baru eksekusi sekitar tanggal 20 September lalu. Pendaftarnya pun cukup antusias, kurang lebih mencapai 50 orang. Namun, karena kuotanya hanya untuk satu kelas, maka hanya 16 orang saja yang diterima,” kata dia, menjelaskan.

Terang Dede, para siswa yang jumlahnya belasan orang itu, mengikuti pelatihan selama 20 hari lamanya. Setiap harinya belajar selama 10 jam. Mereka dilatih oleh dua instruktur, yang salah satunya merupakan dari indsutri kedai mistik kopi shop.

“Pada intinya, kami ingin mengangkat kopi lokal dan dapat mencetak para wirausahawan milenial. Selain itu, ke depan berencana akan bekerja sama dengan kedai-kedai kopi untuk mempekerjakan para siswa yang telah mengikuti pelatihan di sini,” ucapnya.

Lanjut Dede, UPTD BLK Kabupaten Tasikmalaya sebelumnya dijadikan lokasi studi banding oleh para UPTD dari berbagai daerah. Seperti dari Kuningan, Kota/Kabupaten Cirebon, Kota Banjar, Ciamis, Kabupaten Bandung untuk melihat jurusan barista.

“Kebetulan di wilayah Jawa Barat, baru UPTD BLK Kabupaten Tasikmalaya dan Sumedang saja yang memiliki jurusan ini. Sebab, barista memang semakin diminati seiring berkembangnya industri kopi dan mewabahnya kedai kopi,” ucapnya.

Dita Sukma, salah satu instruktur menyebutkan, banyak materi sekaligus praktik yang disampaikan kepada para siswa saat pelatihan. Mulai dari pengenalan berbagai proses pascapanen, lalu dikenalkan ke proses menyangrai kopi, dari green bean menjadi roasted bean.

“Setelah itu kita praktikkan bagaimana proses icip atau biasa disebut cupping dan yang menjadi fokus adalah bagaimana menyajikan dan mengoptimalkan karakter-karakter yang unik dari masing-masing kopi, melalui berbagai metode seduh,” ucapnya.

Kata Dita, jenis kopi yang digunakan dalam pelatihan adalah kopi yang paling banyak dikonsumsi oleh penikmat kopi di Indonesia yaitu arabika dan robusta. Selain itu juga menggunakan kopi-kopi dari Tasik, seperti dari Cigalontang, Ciawi dan lainnya.

“Harapannya para peserta pelatihan juga bisa mengetahui potensi-potensi kopi yang ada di Tasikmalaya kemudian mengembangkannya,” kata dia menambahkan. (obi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: