Ayah-Anak di Gunung Ceuri Hidup dalam Keterpurukan

Ayah-Anak di Gunung Ceuri Hidup dalam Keterpurukan

radartasik.com, CIHIDEUNG - Sebuah keluarga yang terdiri dari ayah dan anak di Gunung Ceuri Kelurahan Tuguraja Kecamatan Cihideung hidup dalam keterpurukan. Mereka tidak punya penghasilan dan mengandalkan pemberian tetangga untuk makan.


Hal itu terungkap ketika Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Tasikmalaya laporan warga yang membutuhkan bantuan. Mereka adalah Aan Subarman (65) yang tinggal dengan anaknya yang punya kelainan sosial.

Ketua Baznas H Nasihin menyebutkan bahwa Aan dan anaknya tinggal di sepetak bangunan yang dibagi fungsi tanpa sekat berukuran sekitar 3x4 meter. Mereka tidur, makan dan keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK) di ruangan yang sama. “Ada WC tapi terbuka dan masih di ruangan itu,” ucapnya kepada Radar, Jumat (5/11/2021).

Kasur yang menjadi tempat tidur mereka pun sudah sangat memprihatinkan. Untuk itu, pihaknya memberikan bantuan seperangkat peralatan tidur yang layak. “Ya seperti kasur dan selimut kita ganti, karena yang lama bakal jadi sumber penyakit,” terangnya.

Selain perlengkapan tidur, Baznas juga memberikan bantuan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Karena keluarga tersebut sama sekali tidak memiliki penghasilan. “Tetangga-tetangga yang setiap hari memberi mereka makan, karena mereka tidak ada yang kerja,” katanya.

Secara sosial pun, keduanya cenderung tertutup dan selalu mengurung diri. Anaknya pun dilihat H Nasihin cenderung autis, sehingga tidak ada yang bisa diandalkan untuk mencari nafkah. “Waktu kita ke sana juga dia terlihat kaget dan takut,” ucapnya.

Secara tempat tinggal, Baznas tidak bisa membantu merenovasi bangunan tersebut agar lebih layak. Karena bantuan perbaikan hanya bisa dilakukan ketika lahan tersebut milik pribadi. “Tempatnya pun menumpang, bukan punya mereka,” katanya.

Dari informasi yang dia serap, keterpurukan mereka terjadi setelah istri Aan meninggal dunia. Mentalnya drop dan mulai menutup diri, bahkan pertumbuhan anaknya pun bermasalah. ”Kurang tahu kejadiannnya sudah berapa tahun, tapi sudah cukup lama,” ucapnya.

H Nasihin memberi motivasi kepada Aan untuk bangkit, namun tampaknya tidak bisa secara instan. Dia berharap warga di sekitar bisa tetap memberikan bantuan dan dukungan untuk Aan dan anaknya. ”Informasinya dulu dia tidak seperti itu, sering ikut pengajian dan bersosialisasi secara normal,” ucapnya.

Selain untuk keluarga Aan, Baznas juga memberikan bantuan kepada anak-anak yang mendadak yatim piatu di Kampung Cijeruk Kecamatan Kawalu. Diharapkan anak-anak tersebut bisa menjalani pertumbuhan secara normal. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: