Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana MSi Dimata Ulama Kota Tasik

Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana MSi Dimata Ulama Kota Tasik

radartasik.com, TASIK — Ditunjuknya Drs Irjen Pol Suntana MSi sebagai Kapolda Jawa Barat mendapat sambutan antusias dari publik Tasikmalaya. 


Sebab, lelaki kelahiran 2 Juni 1966 itu pernah menjabat Kapolres Tasikmalaya pada tahun 2007.

Tokoh Ulama Tasikmalaya, KH Aminudin Busthomi MAg bersyukur kini pemegang komando kepolisian di wilayah Jawa Barat berada dibawah komando Irjen Suntana. 

Dia menilai sosok Irjen Suntana merupakan gambaran polisi yang ideal. “Humanis, profesional dan mengayomi itu ada pada diri beliau,” ungkapnya kepada Radar, Selasa (2/11/2021).

Irjen Suntana meninggalkan jejak positif yang sangat membekas bagi masyarakat Kota Tasikmalaya. 

Salah satu prestasinya yakni mampu meredam konflik dalam Pilkada Kota Tasikmalaya 2007.

“Di masa kampanye saat itu konfliknya sangat panas, tapi dengan kepiawaiannya situasi kembali kondusif,” ucap Pimpinan Pondok Pesantren Sulalatul Huda.

Pihaknya percaya pengalaman kariernya hingga saat ini, akan membuat suasana semakin kondusif. 

Sehingga kehadirannya sebagai Kapolda Jabar bisa membuat Jabar lebih sejuk. “Jabar yang memiliki potensi konflik yang cukup tinggi, bisa lebih kondusif,” terang Sekretaris MUI Kota Tasikmalaya itu.

Hal serupa diungkapkan H Maman Suratman yang mengatakan penunjukan Irjen Suntana jadi Kapolda Jabar jadi perbincangan di kalangan ulama. 

Mereka sangat menyambut baik kehadirannya di Jawa Barat. “Selain pernah jadi Kapolresta Tasikmalaya, beliau juga berasal dari Priangan Timur (Garut),” ucapnya.

Selain penanganan konflik Pilkada, prestasi Irjen Suntana yang cukup menonjol yakni penanganan konflik di salah satu dealer otomotif. 

Saat itu, isu yang terbangun menjurus ke arah isu sara. “Konflik saat itu sangat sensitif, tapi bisa di atasi tanpa merugikan salah satu pihak,” kenangnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Ihya Assunah itu pun percaya ditunjuknya Irjen Suntana menjadi Lodaya I, akan memberikan dampak positif bagi masyarakat. 

Segala potensi konflik di Jawa Barat bisa dicegah dan di atasi dengan kehadirannya. “Apalagi pengalaman di bidang intelijennya terbilang matang,” pungkasnya.

Tokoh Aktivis Muslim Tasikmalaya Ustaz Iri Syamsuri mengaku optimis Irjen Suntana bisa menjadi pengayoman bagi masyarakat. 

“Kebetulan saya kenal baik beliau (Suntana,Red), apalagi selama ini silaturahmi yang dibangun tak pernah berhenti. Meski pun beliau telah berpindah tugas,” ujarnya.

Menurut dia, Irjen Suntana merupakan figur polisi yang santun dan sederhana. 

Hal itu dibuktikan dengan masih terjalinnya komunikasi yang intens dengan para tokoh di Tasikmalaya.

“Ia tak melupakan orang-orang yang di tinggalkan di tempat tugas lama. Insya allah ketika diamanatkan bertugas di Jawa Barat, dirinya yakin bisa bersinergi dengan berbagai pihak,” ungkapnya.

Ustaz Iri menceritakan selepas bertugas sebagai Kapolres Tasikmalaya beberapa tahun silam, Irjen Suntana selalu menyambut dengan hangat. Siapa pun yang ia kenal semasa bertugas di Kota Tasikmalaya ketika dalam kesempatan pertemuan di tempatnya bekerja atau pada kesempatan silaturahmi lainnya.

“Biasanya pejabat itu kalau sudah pindah tugas, jarang yang merawat silaturahmi. Pak Suntana tidak begitu, beberapa kesempatan tidak sengaja bertemu di luar kota, ia tidak berubah tetap menyambut dan menyapa kami dari Tasik dengan hangatnya. Artinya figur ini benar-benar baik secara tulus tidak hanya konteks menjaga silaturahmi saat bertugas saja,” sanjung Komandan Propam Laskar Mujahidin itu.

Semasa berdinas di Tasikmalaya, kata Ustaz Iri, Irjen Suntana selalu menempatkan diri dengan pas. Bersinergi dalam menjaga kamtibmas dan mengayomi publik dengan gaya yang luwes. Simpul ulama dekat, masyarakat umum pun tak terlewat.

“Pak Suntana figur yang rendah hati, bahkan selalu meninggalkan kesan baik di tempat tugas dimana pun yang ia tinggalkan. Saya pernah bercengkerama dengan anggota kepolisian di Bogor. Ia pernah bertugas di sana, dan para bawahannya begitu kehilangan saat beliau dipindahtugaskan kembali,” tuturnya.

Seperti diketahui, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo merotasi sejumlah jabatan Perwira Tinggi (Pati) dan menengah Polri.  Khusus untuk level jabatan Pati yang banyak diganti adalah posisi Kapolda. 

Dalam Surat Telegram Rahasia (STR) nomor ST/2277-2280/X/KEP/2021 tertanggal 31 Oktober 2021 yang ditandatangani Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Wahyu Widada, setidaknya ada 4 posisi Kapolda yang berganti.

Pertama, Kapolda Jawa Barat Irjen Ahmad Dofiri yang dipromosikan menjadi Kabaintelkam Polri. Dia mengisi jabatan yang ditinggalkan Komjen Pol Paulus Waterpauw karena menjadi Deputi Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP). 

Sebagai pengganti Dofiri, Kapolri menunjuk Irjen Pol Suntana yang sebelumnya menjabat Wakabintelkam. Irjen Suntana sendiri pernah menjabat sebagai Kapolresta Tasikmalaya pada tahun 2007.

Sedangkan sebagai pengganti Suntana adalah Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Merdisyamm.  Selanjutnya jabatan Kapolda Sulawesi Selatan akan diisi Irjen Nana Sudjana yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Utara. Jabatan lamanya itu akan diisi oleh Irjen Pol Mulyatno.

Jabatan Kapolda terakhir yakni Kapolda Kalimantan Tengah Irjen Pol Dedi Prasetyo dimutasi menjadi Kadiv Humas Polri.  Dia menggantikan Irjen Pol Argo Yuwono yang dipromosikan menjadi Asisten Logistik (Aslog) Kapolri. Jabatan Dedi akan digantikan oleh Kakorsabhara Baharkam Polri Irjen Pol Nanang Avianto. 

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono membenarkan adanya telegram ini. “Benar,” ucapnya saat dikonfirmasi, Senin (01/11/2021). Mutasi ini merupakan hal yang wajar di internal Polri. Mutasi dilakukan dalam rangka penyegeran dan keperluan organisasi.  (rga/igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: