Kekesalan warga Kampung Ciseda tersebut bukan tidak beralasan, melainkan sudah banyak pengendara sepeda motor yang bannya masuk lubang hingga terjatuh dan menimbulkan keresahan pengguna jalan dan rawan kecelakaan.
Roni (34), salah satu warga Kampung Ciseda Desa Sukamulya Kecamatan Singaparna mengatakan, aksi menanam pohon pisang dan ban bekas di jalan menuju ke Gebu Tasikmalaya ini merupakan bentuk protes terhadap pemerintah daerah yang tak kunjung memperbaiki jalan tersebut.
“Ini bentuk protes atas kondisi jalan yang rusak. Padahal, jalan tersebut merupakan akses utama menuju komplek perkantoran Kabupaten Tasikmalaya. Jadi inisiatif warga, biar diperhatikan menanam pohon pisang,” kata Roni kepada Radar, kemarin.
Dia menuturkan, kondisi Jalan Ciseda-Bojongkoneng, Singaparna sudah mulai berlubang tiga tahun terakhir ini, namun sampai saat ini belum terlihat akan ada perbaikan. Lapisan aspal sudah banyak yang rusak dan lubangnya cukup besar jadi membahayakan pengguna jalan, apalagi ketika hujan banyak genangan sehingga menyulitkan pengendara.
Kepala Desa Sukamulya Kecamatan Singaparna Anzil Hidayat mengatakan, pihak desa sudah komunikasi dengan pemerintah daerah soal jalan kabupaten yang berlubang dan rusak. Alasan dari pemerintah terkait belum diperbaikinya, karena keterbatasan anggaran.
“Karena di APBD Perubahan Tahun Anggaran 2021 untuk infrastruktur yang dari bantuan provinsi (banprov) pekerjaan dan kontraknya sudah berjalan. Dan anggarannya di-refocusing untuk penanganan pandemi Covid-19,” kata dia, menjelaskan.
Pada akhirnya, tambah dia, desa pun berinisiatif untuk menambal jalan berlubang yang posisinya berada di depan Kantor Desa Sukamulya agar pelayanan masyarakat tetap terjaga.
“Desa dan warga setempat, menambal jalan bermodal semen, split dan batu untuk pengerjaannya masyarakat gotong royong. Meskipun bukan kewenangan desa, kami bantu oleh desa selama mampu dikerjakan. Karena untuk pelayanan masyarakat dan fasilitas umum,” tambah dia.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman (DPU-TRPP) Kabupaten Tasikmalaya Drs Yusep Yustisiawandana MM menjelaskan, untuk akses jalan utama Ciseda-Bojongkoneng ke kawasan perkantoran Pemkab Tasikmalaya tersebut memang kondisinya masih buruk.
“Ada keterbatasan anggaran, jadi pemerintah belum bisa memperbaiki. Apalagi di tahun 2020 dan 2021 terjadi banyak pergeseran anggaran. Di mana bidang infrastruktur salah satunya banyak yang terpangkas dan dialihkan ke sektor lain,” paparnya.
Dia menambahkan, pada intinya di tahun 2021 ini pemerintah daerah belum bisa memperbaiki. Dan rencananya akan dimasukkan di anggaran murni tahun 2022.
(dik)