Mahasiswa UNS Tewas di Bengawan Solo Saat Ikut Diklatsar Menwa

Mahasiswa UNS Tewas di Bengawan Solo Saat Ikut Diklatsar Menwa

Radartasik.com, SOLO — Seorang mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Gilang Endi (23) tewas saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar resimen mahasiswa (diklatsar menwa) di Sungai Bengawan Solo, kawasan Jurug, Minggu (24/10/2021) petang. Polresta Surakarta sudah memanggil enam orang saksi.

Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Sutanto mengakui Gilang Endi meninggal dunia saat mengikuti diklatsar menwa di Sungai Bengawan Solo. 

Namun, dia mengatakan pihaknya belum mengetahui penyebab meninggalnya mahasiswa Sekolah Vokasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) UNS angkatan 2020 tersebut.

”Untuk penyebabnya kami belum tahu semua, makanya biar ketemu jawabannya dan pihak keluarga bisa menerima, keluarga sudah sepakat mengizinkan otopsi, ini bisa lebih menjelaskan kenapa,” katanya, Senin (25/10/2021).

Saat ini pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan dengan meminta informasi peserta lain kegiatan tersebut.

”Kami tidak masuk ke situ, jadi tunggu saja hasil otopsinya. Kalau kronologi awal yang saya ikut dengar adalah baik dari pihak komandan batalyon, komandan menwa, dan komandan provost mengatakan bahwa memang yang bersangkutan tidak ada gejala kesehatan khusus, hanya kakinya kram sehingga ada yang mendampingi secara khusus,” katanya.

Akibat kejadian tersebut, kegiatan yang dimulai pada Sabtu (23/10/2021) dan seharusnya selesai pada Minggu (31/10/2021) tersebut dihentikan sementara.

Mengenai kegiatan yang dilakukan selama diklatsar, salah satunya orientasi lapangan dimulai dari pengecekan kesehatan, pengambilan helm, hingga orientasi lapangan itu sendiri.

”Peserta ini berjalan menuju fakultas teknik, kemudian menuju ke danau, berhenti di jembatan di situ. Selanjutnya ada aktivitas fisik, ada juga materi dan pada sore hari kembali ke markas di sini,” katanya.

Saat ini pihak kampus masih menjaga praduga tak bersalah. ”Kami pokoknya akan mendasarkan pada bukti otentik yang bisa dipertanggungjawabkan baik secara hukum maupun medis untuk buat langkah jelas untuk unit kemahasiswaan seperti ini. Prinsipnya kami jaga praduga tak bersalah sebelum informasi lengkap dari pihak kepolisian,” katanya.

Pemeriksaan Saksi

Polresta Surakarta sudah memanggil enam orang saksi dari panitia Diklat Menwa menyusul meninggalnya salah satu mahasiswa UNS.

Kasatresrim Polresta Surakarta AKP Djohan Andika menjelaskan dari enam orang saksi yang dipanggil, lima di antaranya adalah panitia kegiatan. Sedangkan satu orang merupakan satu angkatan korban dalam organisasi tersebut.

”Korban ini masih baru, masih junior. Ia baru masuk organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa) sebagai anggota pada tahun ini,” kata Kasatreskrim, Senin (25/10/2021) sore.

Berdasarkan klarifikasi sementara, Djohan mengatakan agenda ini dilaksanakan selama dua hari. Dimulai pada Sabtu (23/10/2021) dan berakhir pada Minggu (24/10/2021).

Menurutnya, pada Minggu siang korban mengeluhkan kondisi fisiknya melemah. Beberapa saat kemudian korban akhirnya ambruk saat menjalani kegiatan di sekitar Sungai Bengawan Solo, tepatnya bawah Jembatan Jurug sisi utara.

”Korban kemudian digotong teman-temannya ke basecamp, untuk diberi pertolongan pertama. Karena kondisi korban terus melemah, korban dibawa teman-temannya ke rumah sakit namun ia tidak tertolong,” papar dia.

Terkait luka lebam pada tubuh korban, pihak Kepolisian tak mau gegabah menyimpulkan dan masih menunggu hasil autopsi dari Bidang Dokkes Polda Jateng dan Dokter Spesialis Forensik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi.

”Luka lebam pada mayat dan luka lebam akibat benda tumpul harus dibedakan. Dan, itu hanya bisa dibuktikan lewat autopsi,” terangnya.

Djohan juga belum bisa memastikan apakah insiden ini mengarah pada tindak pidana atau tidak. Dia menegaskan hal tersebut baru bisa dikemukakan usai kepolisian rampung melakukan penyelidikan.

”Itu nanti ya, setelah saksi kita rasa cukup, baru kita lakukan gelar perkara untuk menyimpulkan kasus ini,” pungkas Djohan. (ant/jpnn/lan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: