Ini Profesor Termuda di Indonesia Timur

Ini Profesor Termuda di Indonesia Timur

Radartasik.com, MAKASSAR — Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI Makassar Prof Masriadi sukses meraih anugerah profesor termuda di Indonesia Timur.

Mandat ini diberikan langsung Ketua LL Dikti Wilayah IX Prof Jasruddin di Phinisi Ball Room Hotel Claro Makassar, bertepatan Malam Apresiasi Kinerja Perguruan Tinggi Swasta (PTS) LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara 2021, Kamis, malam.

Masriadi lahir di Pulau Kalukuang Kecamatan Liukang Kalmas Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan, 28 Oktober 1980.

Wilayah ini memang sangat jauh dari pusat Ibu Kota Pangkep. Butuh beberapa hari menggunakan kapal untuk sampai ke kecamatan ini. Pulau Kalukuang dekat dan berbatasan langsung dengan Surabaya.

Masa kecil Masriadi dan pendidikan dasar pun dituntaskan di SDN 11 Pulau Kalukuang, SMPN 1 Pangkajene dan SMAN 1 Pangkajene.

Pasangan dari Hj Fitriatunnisa ini melanjutkan pendidikan diploma di Poltekes Kemenkes Makassar, 2003. Sempat mengeyam pendidikan Bahasa Arab, Mahad Al-Bir Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan gelar D2.

Pria tiga anak ini kemudian memiliki tiga gelar Program Sarjana. S1 Epidemiologi FKM Universitas Indonesia Timur. S1 Pendidikan Agama Islam Universitas Indonesia Timur. Dan, S1 Kedokteran Gigi Universitas Moestopo Beragama Jakarta.

Lalu, ada dua gelar pascasarjana yang berhasil ia selesaikan yakni S2 Epidemiologi FKM Universitas Hasanuddin dan S2 Hukum Pidana Kedokteran FH Universitas Indonesia Timur.

Sementara, jenjang pendidikan tertinggi program doktor ia tempuh di Universitas Airlangga Surabaya, lagi-lagi pada bidang Epidemiologi. Dari gelar itu, Masriadi kemudian meraih gelar profesornya bidang Epidemiologi di UMI, 2020.

Selain memberi perkuliahan sebagai dosen, ia juga aktif praktik di salah satu klinik kesehatan gigi setelah pulang mengajar di kampus.

”Rasa syukur tentu ada. Pendidikan atau apa pun itu, semua perlu perjuangan. Terpenting doa orang tua, keluarga dan orang-orang soleh. Jangan pernah menyerah, menghadapi ujian dan tantangan. Tetap harus jaga semangat dan tidak boleh berpuas diri,” ucap pria yang mendapat mandat guru besar di usia 39 tahun ini kepada Fajar, Kamis, malam.

Semangatnya dalam menempuh gelar pendidikan, tak membuat dirinya cepat berpuas diri. Belajar dan melanjutkan studi tetap jadi acuan dan tentu atas seizin Allah SWT.

Dia berharap ke depan menjadi profesor yang produktif dengan menulis artikel internasional dan buku referensi sekaligus bisa terus berperan dalam menekan penularan Covid-19. Sekaligus dapat memajukan pendidikan di Indonesia, khususnya Sulsel.

Anak dari pasangan M Idrus (alm) dan Norma Dg Nga ini teringat pesan kedua orang tuanya agar sebisa mungkin meraih pendidikan setinggi-tingginya. Momen itu tentu membuat dirinya rindu akan almarhum ayahnya yang terlebih dahulu dipanggil yang maha kuasa.

Ia pun selalu menyampaikan ke masyarakat agar tidak berhenti menyekolahkan anaknya. Seperti pesan yang sering diucapkan kedua orang tuanya.

Jika memungkinkan, raihlah gelar setinggi-tingginya agar dapat membantu pemerintah mencerdaskan masyarakat Indonesia.

”Saya berharap semua pendidikan di era saat ini dapat menyentuh semua kalangan. Bukan hanya mereka yang berkecukupan. Tetapi mereka yang hidup dalam kesederhanaan, tinggal di pulau terpencil dan terluar atau pun pedesaan minim fasilitas, agar hak berpendidikan sama didapatkan,” tukasnya.

Memiliki guru terbesar termuda di Indonesia Timur, seperti Masriadi membuat Rektor UMI Makassar Prof Basri Modding sangat bersyukur.

Ia menilai anggota senatnya itu, salah satu jabatan Masriadi, adalah sosok yang sangat inovatif dan kreatif. Apalagi kenirjanya itu sangatlah luar biasa.

”Ada tujuh jabatan struktural yang pernah dan saat ini ia tempati. Apalagi multi pendidikannya bukan hanya satu dua bidang, mau itu di bidang akademi dan sebagainya. Kita berharap sosok seperti ini terus lahir di dunia pendidikan,” harapnya. (muh/selfi/fjr/lan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: