Forum Kiai Kampung Jagokan KH Marsudi Syuhud jadi Ketua Umum PBNU di Muktamar

Forum Kiai Kampung Jagokan  KH Marsudi Syuhud jadi Ketua Umum PBNU di Muktamar

Radartasik.com, JAKARTA — Jelang pelaksanaan muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 yang dijadwalkan berlangsung di Lampung pada 23—25 Desember, bursa nama-nama tokoh yang dinilai layak memimpin ormas terbesar di Indonesia tersebut terus bermunculan..

Salah satunya nama KH Marsudi Syuhud, yang  diusung oleh Forum Komunikasi Kiai Kampung Indonesia (FK3I).  Sekadar diketahui saat ini Marsudi Syuhud menjabat sebagai salah satu Ketua Pengurus Besar (PB) NU.

Ketua FK3I Mas Muhammad Maftuch seperti dilansir dari Antara di Surabaya mengatakan, Ketua Umum NU harus peka dengan keadaan dan kebutuhan zaman. Sehingga, dibutuhkan pemimpin seorang ulama yang sangat alim wa alamah wa faqih.

”Artinya, yang layak memimpin dan menakhodai NU untuk meneruskan estafet kepemimpinan KH Said Aqil Siradj adalah sosok yang sangat alim dan cerdas. Kualifikasi itu pada saat ini ada pada KH Marsudi Syuhud,” kata Gus Maftuch.

Gus Maftuch menilai, selain KH Marsudi Suhud, belum ada figur lain yang saat ini pantas untuk menggantikan sosok Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum PBNU. Kapasitas, kapabilitas, dan kredibilitas, serta keilmuan, kealiman dan kefaqihan KH Marsudi Suhud bisa dibilang sama dengan KH Said Aqil Siradj.

”Mari kita bersama-sama selaku umat dan warga NU beristighatsah, tahlil, mujahadah, dan doa bersama semoga KH Marsudi Suhud terpilih memimpin NU dalam Muktamar NU di Lampung, Desember nanti,” ujar Gus Maftuch.

Senada dengan Gus Maftuch, pengurus FK3I lainnya, A.R. Waluyo Wasis Nugroho menilai kemampuan Marsudi Syuhud setara dengan Said Aqil Siradj.

”KH Marsudi Syuhud selama mendampingi Buya Said Aqil Siradj telah membuktikan kelasnya sebagai pemimpin NU. Beliau selalu menomorsatukan kepentingan dan kemashlahatan warga NU,” papar Waluyo Wasis Nugroho.

Gus Wal, sapaan akrabnya, menyebut Buya Said selama menjabat Ketua Umum PBNU selalu peka dan peduli terhadap masalah dan penderitaan warga Nahdliyin. Saat ini, hanya Buya Said dan KH Marsudi Syuhud yang peka terhadap masalah yang dialami warga Nahdliyyin.

Dia mencontohkan, belum lama ini, KH Marsudi Syuhud menunjukkan keprihatinannya terhadap ribuan warga NU di Desa Blaru, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang lahan pertaniannya terdampak aktivitas perusahaan pertambangan galian C.

”Beliau sampai meneteskan air mata dan sangat terpukul hatinya ketika ada tujuh orang petani warga NU, yang bermaksud mempertahankan lahan pertaniannya, malah dipanggil Kepolisian Resor Kediri, karena diduga menghalangi aktivitas penambangan,” ucap Gus Wal. (jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: