Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19 dari Kedatangan Atlet PON XX Papua

Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19 dari Kedatangan Atlet PON XX Papua

radartasik.com —Kedatangan atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua ke Jawa Timur patut diwaspadai dari kemungkinan lonjakan kasus Covid-19.

Menurut Ketua Relawan Rumah Sakit Darurat Lapangan Indrapura (RSLI) Radian Jadid, terdapat beberapa atlet PON dan juga para ofisial yang enggan menjalani karantina penuh 8 hari. Selain atlet olahraga ada ofisial baik para pelatih, pengurus cabang olah raga, hingga para pejabat daerah, tim pendukung hingga penggembira yang jumlahnya mungkin malah lebih banyak dari jumlah atlet.

”Mereka juga berinteraksi dan bersosialisasi di ajang PON di mana sampai sekarang sudah terkonfirmasi 57 orang yang terpapar Covid-19,” ujar Jadid, Senin (11/10).

Jadid mengingatkan beberapa ahli memperkirakan akan munculnya serangan Covid-19 gelombang ketiga pada Desember. Serangan itu dikuatkan dengan berbagai argumen dan data pendukung lain. Terhadap prediksi tersebut ada beberapa hal yang perlu diwaspadai sehingga kemungkinan tersebut dapat dihindari atau paling tidak dapat diminimalisir.

Saat ini, Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dari data yang dirilis pemerintah melalui situs resmi covid19.go.id menunjukkan penurunan per 9 Oktober.

”Hanya tinggal 1.167 kasus baru harian Covid-19, jauh lebih rendah dari angka tertinggi sebanyak 56.757 kasus pada 15 Juli,” jelas Jadid.

Selain kedatangan atlet PON, Jadid menilai pelonggaran pelaksanaan kegiatan ekonomi juga berpotensi meningkatkan kasus Covid-19. Beberapa kegiatan sudah mulai dilakukan. ”Masyarakat sekarang bisa menyelenggarakan hajatan besar dan konser musik, terutama yang sudah mencapai level satu. Itu harus diwaspadai,” terang Jadid.

Kemudian, musim hujan juga menjadi salah satu faktor di mana secara alamiah kondisi dingin lebih memungkinkan menjadi lingkungan yang mempermudah virus berkembang biak. Juga hal yang alamiah bahwa virus akan melakukan perubahan dari yang lambat hingga ekstrim (mutasi) untuk menyesuaikan diri mempertahankan hidup.

”Kemudian pelaksanaan vaksinasi belum gencar dan merata. Capaian vaksin kedua pun secara nasional baru pada angka 57.409.303 orang atau 27,57 persen dari target sasaran. Angka ini masih jauh dari angka 70 persen syarat herd immunity,” ucap Jadid. (jpg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: