Dorong Pemerintah Adakan Lomba Angklung
Reporter:
syindi|
Senin 11-10-2021,12:30 WIB
radartasik.com, TASIK — Angklung jadi salah satu budaya yang penting dilestarikan. Apalagi dunia internasional mengakui kekayaan alat musik tradisional Indonesia, khususnya dari Jawa Barat.
Oleh karenanya, untuk memperkuat kesenian dan kebudayaan tradisional, salah satunya lewat pendidikan. Dengan begitu siswa di sekolah bisa melestarikan alat musik tradisional tersebut secara berkelanjutan.
Pembimbing Seni SDN Mugarsari Iam Maryamah mengatakan, langkah yang paling efektif untuk merawat atau menjaga kesenian budaya leluhur, khususnya Sunda lewat pendidikan. Oleh karenanya, dia pun menularkan ilmunya bermain alat musik tradisional angklung kepada guru, siswa dan orang tua siswa setelah ikut pelatihan selama tiga bulan di Sanggar Seni Punakawan Tasikmalaya.
“Saya berkomitmen untuk menggiatkan alat musik tradisional angklung untuk semua kalangan. Khusus ke siswa, biasa yang saya latih angklung dari kelas 2 hingga kelas 5 agar bisa berkelanjutan,” katanya kepada Radar, Sabtu (9/10/2021).
Ia melihat perkembangan seni tradisional terutama alat musik angklung kini mulai pudar di kalangan generasi muda. “Musik angklung pada umumnya kurang diminati oleh generasi milenial sekarang. Salah satu usaha membangkitkan lewat pendidikan, kebetulan di daerah (Mugarsari, Red) saya terus memperjuangkannya dengan membentuk grup angklung di SDN Mugarsari,” ujarnya.
Terlebih di Kota Tasikmalaya, setiap SD harus memiliki inventarisasi angklung. “Namun, khusus di SDN Mugarsari setiap siswa memiliki angklung agar punya rasa memiliki,” katanya.
Dengan adanya seni musik tradisional seperti angklung banyak manfaatnya, sebagai pembentuk karakter untuk siswa. Musik angklung itu menyatukan kekompakan. Sebab angklung ini tidak bisa main sendiri atau dua orang, minimal ada satu oktaf yaitu 8 orang.
Angklung juga melatih kedisiplinan, ketika satu orang kurang teratur membuat musik kurang harmonis. “Nilainya bisa merawat kebersamaan dan kekompakan sehingga mampu menciptakan kekeluargaan dan solidaritas,” ujarnya.
Artinya dengan keseimbangan tersebut, membuat suara angklung harmonis. Dengan begitu bisa mengeluarkan suara yang indah dan dapat dinikmati, terlebih semua jenis lagu pada umumnya bisa dimainkan dengan alat musik angklung.
“Apalagi seni musik angklung ini bisa dimainkan dari lagu sunda, dangdut hingga lagu barat,” katanya.
Dengan begitu, kesenian angklung bisa menjadi pilihan utama dalam rangka mengisi kegiatan-kegiatan sekolah ataupun lainnya. Contoh timnya menjadi tamu undangan dengan tampil di pembukaan lomba-lomba kesenian peringatan HUT PGRI ke-76 yang diselenggarakan PGRI Kecamatan Tamansari, Sabtu (9/10/2021).
“Penampilan grup kami mendapat apresiasi baik dari anak-anak, orang tua, dan guru lainnya. Apalagi lebih semangat ketika ada momentum pentas atau pertunjukan di acara-acara. Itu sebagai penghargaan atas latihan keras selama ini,” katanya.
Selain itu, dia akan mempersiapkan anak didiknya untuk meriahkan kegiatan Angklung Day bulan depan. “Hal ini agar angklung dihargai oleh masyarakat Kota Tasikmalaya,” ujarnya.
Pemain angklung Dila Fadilatul Karomah kelas 6 SDN Mugarsari menjelaskan, sejak dari kelas 3 senang menekuni alat musik tradisional angklung. “Senang bisa bermain angklung dengan teman-teman,” katanya.
Dengan begitu dia sudah mahir memainkan angklung tersebut, dari lagu kebangsaan, lagu patriotik nasional, lagu daerah dan musik populer lainnya. “Saya bisa memainkan angklung lagu Indonesia Raya, Ibu Kita Kartini, Kopi Dangdut, Mojang Priangan, Tokecang dan salawatan,” ujarnya.
Selain itu, agar kesenian angklung ini lestari, harus ada bentuk penghargaan dari pemerintah. Utamanya meminta adanya penyelenggaraan kesenian tradisional angklung di Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) minimal tingkat Provinsi Jawa Barat.
Wakil Ketua PGRI Tamansari Maman Suryaman SPd mengupayakan kesenian tradisional dirawat di pendidikan. Itu lewat pelatihan-pelatihan yang rutin di setiap sekolah, khusus tingkat SD. “Kita akan menggiatkan kembali, utamanya kesenian angklung terus dilestarikan di tingkat SD Kecamatan Tamansari,” ujarnya.
Tahapan-tahapannya, ia akan melakukan pelatihan kesenian tradisional angklung dari guru-guru terlebih dahulu. Kemudian ditularkan kepada siswanya. “Kita bangkitkan kembali kesenian tradisional angklung dari pendidikan,” katanya.
Ke depannya ketika sudah merata angklung di setiap sekolah, pihaknya sudah merancang untuk membuatnya lomba kesenian tradisional angklung.
“Sebetulnya tahun kemarin sudah akan menyeAlenggarakan lomba angklung, karena pandemi Covid-19 tidak jadi. Kita coba bangkitkan kembali lagi lomba angklungnya, minimal di tingkat Kecamatan Tamansari sebagai penggerak yang lainnya,” ujarnya. (riz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: