Jembatan Cirahong Jadi Sarana Bunuh Diri

Jembatan Cirahong Jadi Sarana Bunuh Diri

radartasik.com, Tragedi maut di Jembatan Cirahong bukan pertama kalinya terjadi. Sebab 38 hari sebelumnya kejadian serupa juga terjadi di jalan penghubung Kabupaten Tasikmalaya-Ciamis itu.


Masih hangat di ingatan publik, pada 29 Agustus 2021 di mana seorang pria paruh baya melompat dari jembatan ke Sungai Citanduy. Dia adalah E Hermawan (58) warga Kampung Baru Desa/Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

Korban saat itu langsung meninggal seketika dengan posisi jenazah di area tengah sungai. Sehingga petugas butuh waktu lebih dari satu jam untuk mengevakuasinya ke daratan.

Bedanya, saat itu E Hermawan datang ke lokasi tidak menggunakan kendaraan pribadi. Informasi dari warga dia datang menggunakan jasa ojek.

Tidak seperti Anggi Ramdani, E Hermawan juga sempat jajan di warung yang ada di sekitar Jembatan Cirahong. Setelah itu, dia berjalan ke area rel dan akhirnya menjatuhkan diri ke Sungai Citanduy.


Jembatan milik PT KAI tersebut memang cukup rawan dijadikan tempat bunuh diri. Namun pemilik aset pun tidak punya cara efektif untuk mencegah hal tersebut.

Sebagaimana pernah diungkapkan Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung Kuswardoyo. Pihaknya sudah menutup dua sisi bantalan rel guna menghalangi akses warga menurutnya bukanlah hal yang sederhana. “Tidak semua lokasi juga dipagari, karena kondisi tanah tidak semuanya sama,” terangnya, Senin (30/8/2021).

Sama halnya dengan persoalan pintu perlintasan ilegal yang dibuat warga. Untuk menutup jalan bukan perkara mudah karena sehubungan dengan kepentingan masyarakat sekitar. “Apalagi aturannya juga yang berwenang menutupnya itu pemerintah daerah,” katanya.

Adapun upaya preventif yang bisa dilakukan yakni dengan mengedukasi warga. Secara aturan, semua orang yang tidak berkepentingan dengan perjalanan kereta dilarang untuk berada di area rel. “Dan petugas pun kalau menemukan pasti menegur dan meminta warga untuk keluar dari area rel,” jelasnya.

Namun demikian, upaya ini perlu gayung bersambut dari seluruh lapisan masyarakat. Supaya ikut menegur dan mengingatkan ketika ada warga yang berjalan di area rel. “Butuh kesadaran dari masyarakat juga untuk saling mengingatkan,” terangnya.(rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: