Pemkab Ciamis Tak Punya Solusi Atasi Harga Telur dan Pakan Ayam

Pemkab Ciamis Tak Punya Solusi Atasi Harga Telur dan Pakan Ayam

radartasik.com, CIAMIS — Sampai saat ini, Pemerintah Kabupaten Ciamis belum menemukan solusi untuk mengatasi persoalan yang dihadapi para peternak ayam petelur. Direncanakan Dinas Peternakan dan unsur terkait lainnya akan menggelar rapat bersama untuk mencari solusi terbaik.


Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis H Syarif Hidayat mengatakan, rapat terkait persoalan harga telur dan pakan ini sudah dilaksanakan beberapa hari ke belakang. Namun, hasil rapat tersebut belum ada hasil atau solusi yang bisa dilaksanakan.

“Mudah-mudahan, minggu-minggu ini rapat kembali dengan peternak. Kemudian, para peternak pun mengeluhkan mahalnya harga pakan, artinya bukan Dinas Peternakan tapi ada dinas lainnya yaitu Dinas Petertanian yang juga harus dilibatkan,” ujar dia, menjelaskan.

Maka dari itu, kata dia, pada rapat selanjutnya akan melibatkan Dinas Peternakan dan para peternak ayam petelor serta petani jagung, dengan harapan akana da solusi terbaik dalam menyelesaikan persoalan ini.

Kata dia, nantinya rapat yang diselenggarakan untuk menyinkronkan seperti apa persoalannya, baik dari peternak ayam petelur dan petani jagung. Sehingga pemerintah bisa mencarikan titik temu yang terbaik untuk semuanya.

Ketua Paguyuban Peternak Ayam Petelur Ciamis (P2APC) H Ade Kusnadi  alias Akaw mengatakan, pihaknya sudah melaporkan persoalan ini ke pemerintah, namun sampai saat ini tidak ada tindak lanjutnya. Padahal, persoalan ini menyangkut hajat orang banyak. “Jadi kami berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah,” ujar dia.

Menurut dia, harga pakan ayam ini sejak 2021 sudah empat kali mengalami kenaikan. “Dari harga awal Rp 5.400 sampai sekarang Rp 6.000. Kenaikannya pun bertahap, mulai dari Rp 200-800. Sementara di pasaran harga telurnya justru anjlok, jelas peternak kebingungan dan mengalami kerugian,” kata dia, menjelaskan.

“Intinya harga pakan dengan produksi tidak seimbang, peternak petelur merugi, jadi yang dapat keuntungan adalah pakan. Kalau pemerintah turun tangan tidak akan seperti ini,” pungkasnya. (isr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: