Rusia Mengumumkan Evakuasi Baru di Pabrik Azovstal

Rusia Mengumumkan Evakuasi Baru di Pabrik Azovstal

Radartasik – Militer Rusia akan menghentikan kegiatannya di pabrik yang terkepung untuk memungkinkan evakuasi warga sipil.

Pihak militer menjanjikan untuk membuka koridor kemanusiaan bagi warga sipil yang dikatakan bersembunyi di fasilitas itu selama tiga hari berturut-turut. 

Pabrik baja tersebut tetap menjadi benteng terakhir di bawah kendali prajurit Ukraina dan anggota resimen Azov di kota itu.

“Sesuai dengan keputusan pimpinan Rusia, berdasarkan prinsip kemanusiaan Angkatan Bersenjata Rusia … kami akan membuka koridor kemanusiaan dari wilayah pabrik baja Azovstal untuk mengevakuasi warga sipil (pekerja, wanita dan anak-anak), yang kehadirannya di fasilitas bawah tanah pabrik itu sekali lagi diklaim oleh Kiev,” kata militer.

Koridor kemanusiaan akan dibuka selama tiga hari, dari Kamis hingga Sabtu, dimulai pukul 8 pagi hingga 6 sore waktu Moskow setiap hari. 

Warga sipil yang dievakuasi dari pabrik akan bebas pergi ke mana pun, jika mereka ingin mengungsi ke wilayah di bawah kendali Ukraina atau Rusia. 

Sebelumnya beberapa ratus warga sipil dievakuasi dari bunker di Azovstal dalam upaya kemanusiaan yang difasilitasi oleh PBB dan Palang Merah Internasional.

Namun dalam dua hari terakhir pabrik Azovstal telah mengalami pertempuran yang intensif, memicu kekhawatiran bahwa pasukan Rusia dan Donetsk akhirnya memilih untuk melancarkan serangan. 

Diketahui operasi untuk menyerbu fasilitas itu dibatalkan pada 21 April oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, yang memerintahkan untuk memblokir pabrik sebagai gantinya.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menjelaskan lonjakan pertempuran pada hari sebelumnya, mengatakan militer Rusia dan sekutunya hanya menekan upaya unit yang terkepung untuk mengambil posisi yang lebih baik di tengah jeda kemanusiaan.

“Tidak ada penyerangan. Kami melihat bahwa gejolak terjadi ketika militan keluar untuk mengambil alih penempatan senjata. Upaya-upaya ini sedang ditekan dengan cukup cepat, ” katanya dikutip dari Russian Today.

Rusia menyerang negara tetangga pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang pertama kali ditandatangani pada tahun 2014. 

Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: