Korea Utara Kembali Menembakkan Rudal Balistik

Korea Utara Kembali Menembakkan Rudal Balistik

RadartasikKorea Utara diduga meluncurkan rudal balistik dari Bandara Sunan di Pyongyang pada hari Rabu (04/05/2022) menurut Korea Selatan dan Jepang.

Kepala Staf Gabungan Selatan (JCS) mengatakan rudal itu menempuh jarak 470 km (292 mil) menuju Laut Jepang. 

Peluncuran tersebut merupakan “ancaman besar bagi perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea dan komunitas internasional dan jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB,” menurut JCS.

“Militer kami melacak dan memantau gerakan untuk bersiap menghadapi kemungkinan peluncuran tambahan dan mempertahankan kesiapan penuh,” kata militer Korea dikutip dari Russian Today.

JCS menambahkan bahwa mereka sedang memantau situasi untuk setiap peluncuran tambahan yang mungkin terjadi. 

Menurut media Korea Selatan, Ketua JCS, Jenderal Won In-choul mengadakan konferensi video tentang dugaan uji coba rudal dengan Komandan Pasukan AS Korea (USFK) Jenderal Paul LaCamera.

Kementerian Pertahanan Jepang juga mengatakan pihaknya mendeteksi peluncuran rudal tersebut.

“Tindakan Korea Utara baru-baru ini, termasuk peluncuran rudal yang semakin sering tidak dapat ditoleransi,” kata Perdana Menteri Fumio Kishida, mengomentari masalah tersebut selama perjalanan ke Roma. 

Dia menambahkan bahwa tes tersebut menimbulkan ancaman bagi keamanan wilayah tersebut.

Pyongyang sendiri seperti biasa belum mengkonfirmasi laporan tentang apa yang diduga sebagai uji coba rudal ke-14 sejak awal tahun.

Bulan lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un secara pribadi mengawasi penembakan “senjata berpemandu taktis tipe baru.” 

Pada parade militer pada akhir April, dia bersumpah untuk mempercepat pengembangan senjata nuklir dan menggunakannya jika kepentingan mendasar Pyongyang dilanggar.

Peluncuran terbaru yang diduga dilakukan hanya seminggu sebelum pelantikan Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol, yang dikenal memiliki sikap lebih keras terhadap Korea Utara.

Pada 2018 dan 2019, Presiden AS Donald Trump dan Kim saat itu mengadakan pembicaraan tatap muka yang bertujuan untuk denuklirisasi tetapi diskusi akhirnya terhenti. (sal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: