Aliran Uang ke Daerah Selama Libur Idul Fitri Capai Rp 42 Triliun

Aliran Uang ke Daerah Selama Libur Idul Fitri Capai Rp 42 Triliun

Radartasik, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang menyampaikan, selama libur Idul Fitri perputaran uang ditaksir mencapai 42 triliun. 

Menurutnya, mengacu pada jumlah 85,5 juta pemudik tahun ini, potensi itu terjadi di berbagai sektor. 

"Kita perkirakan akan terjadi perputaran uang paling sedikit Rp 28 triliun, dikisaran Rp 28-42 triliun selama libur Idul Fitri ini," kata Sarman dalam keterangannya, Senin 2 Mei 2022.

Sarman menaksir, dengan asumsi jumlah pemudik sebanyak 85 juta orang dan rata-rata per keluarga 3 orang, jumlah yang mudik lebih kurang 28 juta keluarga. 

Kemudian, jika per keluarga membawa minimal Rp 1 juta, maka uang yang mengalir ke daerah paling sedikit Rp 28 triliun.

"Jika membawa rata-rata Rp 1,5 juta per keluarga maka potensi perputaran dikisaran Rp 42 triliun. Kita menghitung angka yang moderat dan minimal, mengingat sebahagian besar keuangan masyarakat kita masih belum pulih dan belum semua mendapatkan THR," terangnya.

"Namun semangat pulang kampung akibat dua tahun tidak bersilaturahmi menjadi dorongan hati yang tidak dapat terbendung," imbuhnya.

Menurut Sarman, pada momen libur lebaran ini, jadi potensi perputaran uang terbesar. Alasannya, ada aliran dana dari kota ke daerah-daerah tujuan mudik.

Tingginya animo mudik ini, kata dia, akan menggerakkan perekonomian daerah dan meningkatkan produktivitas berbagai sektor usaha. Ia pun menjabarkan sektor-sektor yang menyokong perputaran uang ini.

"Sektor industri transportasi seperti bus, travel, rental, kereta api, kapal laut, pesawat udara diperkirakan akan mengalami omzet yang signifikan," ujarnya.

Dalam perjalanan mudik, baik dengan memakai kenderaan pribadi, motor dan angkutan umum akan berdampak pada sektor usaha. “Restoran, warung makan, oleh-oleh khas daerah, kebutuhan BBM, tiket tol dan tiket penyeberangan yang ke wilayah Sumatera," sambungnya

"Sementara itu, sektor usaha di daerah tujuan mudik akan berdampak pada tujuan destinasi wisata, fashion atau baju muslim, UMKM setempat, kuliner, oleh-oleh khas daerah atau souvenir, hotel, hingga kafe," pungkasnya. (disway.id)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: