Penataan Pusat Kota Tasik Harus Lebih Matang, Jangan Sebatas..

Penataan Pusat Kota Tasik Harus Lebih Matang, Jangan Sebatas..

radartasik.com, CIHIDEUNG — Penataan pusat kota bukan hanya persoalan infrastruktur saja, namun meliputi berbagai aspek. Perencanaan yang tidak matang malah akan membuat persoalan-persoalan baru.


Menyikapi upaya penataan pusat Kota Tasikmalaya, Ketua HMI Cabang Tasikmalaya Andi Perdiana mengatakan kehidupan di wilayah urban terbilang kompleks. Infrastruktur yang dibangun harus mampu memperhitungkan aktivitas masyarakat di pusat kota.

“Bicara penataan pusat kota, berarti kita membicarakan puluhan bahkan ratusan ribu orang yang beraktivitas di sana,” tuturnya kepada Radar, Kamis (23/9/2021),

Untuk itu, pembangunan pun harus menunjang aktivitas masyarakat di berbagai sektor. Dari mulai aktivitas ekonomi, sosial dan sektor lainnya. “Jadi pembangunannya meliputi berbagai sektor, dan semuanya harus terintegrasi,” tuturnya.

Misal akses lalu lintas, tingginya volume pengendara yang tinggi harus didukung akses jalan serta sarana parkir yang memadai. Ketika tidak memadai, maka secara tidak langsung membuat tata kota jadi semrawut. “Ketika akses lalu lintas tidak memadai, tentu menciptakan kemacetan dan masalah-masalah lainnya,” ucapnya.

Andi sepakat drainase harus dibenahi untuk mencegah banjir ketika musim hujan. Namun sarana kebersihan untuk pengelolaan sampah di kawasan itu juga harus dioptimalkan. “Karena banjir itu bukan hanya perkara drainase saja,” katanya.

Pihaknya memahami ada beban janji politik dari kepala daerah terkait penataan kota ini. Namun jangan sampai realisasinya dilakukan secara asal-asalan tanpa perencanaan matang. “Jangan hanya sebatas pemenuhan janji politik saja, hasilnya harus maksimal,” ucapnya.

Sejurus dengan itu, ketua harian Solidaritas Pemuda Tunas Tasikmalaya (Sipatutat) Iwan Supriadi mendukung upaya penataan dari Pemkot. Karena selama ini wajah Kota Tasikmalaya terbilang cukup memprihatinkan. “Karena kondisinya semrawut,” ucap pria yang akrab dipanggil Iwok itu.

Namun demikian, pemerintah dalam hal ini harus punya strategi jitu mengingat pusat kota diwarnai Pedagang Kaki Lima (PKL). Jangan sampai ada arogansi yang berdampak pada hilangnya pendapatan masyarakat. “Upaya-upaya humanis harus diterapkan, supaya penataan kota tercipta dan masyarakat sejahtera,” terangnya.

Menyinggung soal rencana perombakan drainase, dia mengingatkan agar dibuat secara optimal. Pasalnya, resapan air di pusat kota cukup minim sehingga daya tampung drainase harus betul-betul memadai. “Kalau nantinya masih tetap banjir, ya sama saja berarti,” pungkasnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Tasikmalaya dibawah komando H Muhammad Yusuf terus melakukan pembenahan. Setelah sukses menata Jalan Cihideung beberapa waktu lalu, Kini orang nomor satu itu akan membongkar beberapa drainase serta memperlebar trotoar di wilayah Jalan Cihideung dan HZ Mustofa.

”Setelah PKL Cihideung, tahun depan kita akan memulai kegiatan fisiknya. Yang pertama drainase di Cihideung akan kita perbaiki dulu,” kata Yusuf yang ditemui usai menghadiri pembinaan kader KB se-Kota Tasik di Gedung Galih Pawestri, Rabu (22/9/2021)

Menurut Yusuf, perbaikan drainase di dekat trotoar di Jalur Cihideung itu, bertujuan supaya tak ada banjir ketika hujan deras datang. Sebab jika drainase sudah diperbaiki, maka kegiatan fisik lainnya akan kita ubah.

”Setelah itu, akan kita lebarkan trotoarnya di kiri dan kanan jalan sepanjang 5 meter. Termasuk trotoar dari HZ Mustofa sampai ke Pasar Mambo itu akan kita lebarkan 5 meter ke jalan,” terangnya.

Yusuf menambahkan pedagang di sekitar lokasi pun akan kembali ditata, agar terlihat lebih bersih dan tidak terkesan kumuh. ”Jadi kemarin yang di Jalan Cihideung sudah ada kesepakatan dengan PKL menggunakan meja untuk berjualan, maka ke depan akan kita ubah lagi. Termasuk perwalnya akan kita cabut, saat ini belum dicabut karena mereka masih diberi batas waktu agar kehidupan ekonomi tumbuh dulu,” tambahnya.

Setelah itu, kata Yusuf, setelah ditata kembali. Maka akan ada Perwalkot baru dengan penataan pendestrian sesuai Detail Enginering Design (DED). ”Jadi tinggal proses pelaksanaan saja. Jangan terpengaruh terhadap kiri kanan soal Jalan Cihideung ini. Karena kami akan tata menjadi destinasi wisata bagi mereka yang berkunjung ke Kota Tasik,” tandasnya.

Sebelumnya, Yusuf pernah menceritakan ide menata Jalan HZ Mustofa sampai dengan Jalan Cihideung itu, merupakan salah satu janji politik H Budi Budiman- H M Yusuf pada Pilkada 2017. Dengan merancang konsep penataan tanpa menghilangkan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang rutin beraktivitas di sana.

“Justru nanti mereka (PKL dan parkir, Red) ditata agar lebih tertib. Komoditasnya yang beragam di atur supaya sesuai, di sana kan fashion, aksesoris dan lain-lain,” katanya kepada Radar beberapa waktu lalu.

Sebab, Yusuf meyakini bahwa HZ Mustofa dan Cihideung merupakan cermin Kota Tasikmalaya. Sehingga pihaknya akan mulai menata, supaya di sana tidak terjadi lagi parkir semrawut, pedestrian terhalangi PKL dan lain sebagainya. “Parkir nanti diatur, bisa di jalur-jalur penunjang HZ Mustofa seperti Jalan Cihideung atau Pasar Mambo,” tuturnya memaparkan.

“Jadi bukan meniru Malioboro. Kalau konsep seperti itu bagus, kenapa tidak diikuti tetapi dengan kekhasan daerah kita, dengan ikon-ikon Kota Tasikmalaya,” sambung Yusuf menambahkan. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: