Asesmen Nasional Terkendala Sarana
Reporter:
syindi|
Rabu 22-09-2021,11:30 WIB
radartasik.com, TASIK - Simulasi pelaksanaan asesmen nasional (AN) masih terkendala fasilitas komputer atau perangkat teknologi informasi komunikasi (TIK) yang terbatas, terutama di jenjang sekolah dasar (SD).
Hal itu disampaikan Koordinator Pengawas Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Didin Priatna saat mengikuti Diseminasi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) di Aula Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Selasa (21/9/2021).
”Saat pelaksanaan simulasi AN saya mengamati kebanyakan SD mengalami masalah sarana-prasarana yang belum memadai,” katanya.
Ia meminta untuk menunjang proses AN, pemerintah segera memfasilitasi sekolah sesuai 8 standar pendidikan nasional Indonesia yaitu salah satunya standar sarana dan prasarana. Itu terkait dengan pemerataan TIK di setiap sekolah, khususnya SD.
”Ketika sekolah sudah difasilitasi laptop atau TIK dari pemerintah, mereka bisa menyelenggarakan AN dengan teratur dan nyaman,” ujarnya.
Selanjutnya, menurut Didin, masih banyak sekolah yang memiliki persepsi keliru tentang AN, yaitu banyak sekolah yang menyiapkan pembelajaran ekstra kepada siswa, padahal bukan penentu kelulusan.
”Padahal AN biasa saja sesuai pengetahuan siswa dari numerasi, literasi dan survei karakter. Kalau disiapkan dulu apa bedanya dengan ujian nasional,” katanya.
Kemudian, kurikulum yang kurang sesuai dengan materi AN, makanya ke depan harus cepat menyesuaikan sesuai dengan literasi dan numerasi serta survei karakter.
”Melihat soal AN berat, oleh karenanya siswa harus dibiasakan dalam kurikulum berbasis literasi, numerasi dan survei karakter,” ujarnya.
Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Bungursari Yayan Kartiyan SPd MPd menyadari, saat simulasi AN masih ada kendalanya yaitu server pusat susah dan sarana AN di beberapa sekolah belum mencukupi.
Idealnya SD harus memiliki 15 unit PC komputer atau laptop dalam pelaksanaan AN, karena digunakan dua sesi. Namun hingga saat ini SD di wilayah Bungursari di bawah 10 unit.
”Sebagai antisipasinya untuk kekurangan sarana seperti laptop sedang meminta bantuan orang tua agar dapat meminjamkan. Tujuannya yang penting pelaksanaan AN dapat sukses,” katanya.
Lalu dapat kolaborasi dengan sekolah lain, dengan memilih gelombang yang berbeda.
Setelah dilakukan simulasi AN, ternyata belum semua siswa paham teknik mengerjakan soal AN. Oleh karena itu, setiap sekolah harus membimbing kelas 5 agar mampu mengerjakan soal AN dengan baik dan benar.
”Pelaksanaan AN untuk SD perkiraan pertengahan November. Selain melengkapi sarana, kita juga sedang memberikan pemahaman kepada siswa agar mengetahui cara mengisi AN,” katanya.
Proktor SDN Sukarindik Kurnia Surgana menjelaskan, kendala dalam AN adalah infrastruktur sarana kurang memadai. Harapannya fasilitas itu ditambah karena mengingat satu siswa nantinya mengikuti dua bidang yaitu literasi dan numerasi serta survei karakter.
”Saat simulasi AN di sini hanya ada 7 laptop untuk digunakan sampel 30 siswa, sehingga terkendala dalam prosesnya,” ujarnya.
(riz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: