Sekali Panen Tiga Ton, Petani Minta Kementan Tambah Bibit Porang
radartasik.com - Petani porang meminta pemerintah memberikan banyak bibit. Porang merupakan jenis tanaman umbi-umbian yang menjadi salah satu produk unggulan ekspor komoditas pertanian belakangan ini.
Sebelumnya, porang sempat diabaikan. Namun saat ini, sudah banyak petani yang tergiur karena nilai jual yang cukup tinggi. Salah satu kebutuhan penting dalam penanaman porang ialah proses pemupukan yang cukup dan efisien agar tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik.
Program pupuk bersubsidi dari kementerian pertanian (kementan) jadi serbuan para petani porang dengan harapan dapat membantu kualitas tanaman serta meringankan biaya produksi pada masa tanam. Salah satu petani yang berharap mendapatkan bibit porang adalah Yuliarta Darma Suganda, petani porang asal Desa Plandaan, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Yulita mengaku sangat terbantu dan merasakan manfaat dengan adanya pupuk bersubsidi dari kementan. ”Pupuk bersubsidi sangat membantu, soalnya memang porang sendiri butuh nutrisi yang banyak untuk membesarkan umbi, kalau kita pakai yang non subsidi ya pasti biaya lebih besar juga kan. Ada bantuan dari pemerintah itu sangat membantu saya menanam porang,” ungkap Suganda, Selasa (21/9).
Sebelum adanya pupuk bersubsidi, kata Suganda, dia merasakan sangat berat untuk menanam porang. Apalagi untuk masa pertama tanam memakan waktu dua tahun untuk sekali panen.
”Saya masih belajar juga. Kalau pakai yang non subsidi itu habisnya pasti banyak, otomatis biaya untuk penanaman makin banyak. Jadi memang kalahnya petani-petanj porang itu di situ. Karena masa tanamannya lama, biayanya mahal akhirnya ketika panen keuntungannya tidak banyak. Dengan ada subsidi ini kan lebih menekan untuk biaya masa tanamannya itu,” jelas Suganda.
Suganda mengatakan, dia sudah menanam porang selama empat tahun telah melakukan satu kali panen selama masa tanam tersebut. Dalam satu kali panen itu, dia mendapatkan tiga ton.
”Untuk harga porang masih naik turun kisaran Rp 7.000—Rp 8.000 per kilogram tergantung kita masukkan di pabrik mana. Jadi harganya sekitar segitu,” papar Suganda.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta kepada Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) agar terus mengembangkan industri porang dari hulu hingga hilir di Indonesia. Mentan SYL pun mengikuti arahan presiden, berkomitmen untuk terus mengembangkan industri porang.
”Ada dua pilihan Bapak Presiden untuk didorong maksimal, antara lain komoditi porang dan yang kedua sarang burung walet. Tentu saja seperti harapan Bapak Presiden, budidaya porang kita kembangkan,” ujar SYL.
Porang merupakan tanaman asli Indonesia termasuk jenis umbi-umbian yang tidak bertunas dan dapat tumbuh di jenis tanah apapun dengan ketinggian 0—700 mdpl. Porang kaya akan karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat makanan. Karbohidrat merupakan komponen penting pada umbi porang yang terdiri atas pati, glukomannan, serat kasar, dan gula reduksi. Kandungan glukomannan yang cukup tinggi menjadi ciri khas dari umbi porang.
Kandungan glukomannan yang cukup tinggi pada porang dimanfaatkan untuk berbagai industri pangan, seperti konyaku, shirataki (berbentuk mi), sebagai bahan campuran/tambahan pada berbagai produk kue, es krim, permen, dan jeli. Selain itu, glukomannan dimanfaatkan industri kimia dan farmasi, sebagai bahan pelapis, bahan perekat (lem, cat tembok), dan pelapis kedap air. (jpg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: