Mantap, Kopi Asal Subang Tembus Pasar Ekspor, Total Sebanyak 150 Ton

Mantap, Kopi Asal Subang Tembus Pasar Ekspor, Total Sebanyak 150 Ton

Radartasik.com, JAKARTA — Kabupaten Subang melalui Koperasi Gunung Luhur Berkah (GBL) sukses melakukan ekspor perdana 18 ton  kopi arabika ke Arab Saudi. Secara keseluruhan nantinya Koperasi GBL akan mengirimkan sebanyak 150 ton, yang dilakukan secara bertahap. 

Nah, untuk pengiriman pertama tersebut dilaksanakan pada 19 September 2021 lalu sebanyak 1 kontainer atau setara 18 ton dengan nilai ekspor USD148.320 atau setara Rp2,1 Miliar.

Keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi intensif yang dilakukan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Pemerintah Kabupaten Subang dan Koperasi GBL lewat program Desa Devisa.

Desa Devisa sendiri merupakan program LPEI mengembangkan komoditas dan kapasitas masyarakat pada suatu wilayah kembali mencatatkan kesuksesan. Sedangkan Koperasi GBL merupakan Desa Devisa ke-3 binaan LPEI.

 “Berkat pelatihan dan pendampingan yang diberikan oleh LPEI dan tentunya kerja keras para petani, kami dapat memenuhi permintaan dari Arab Saudi. Kami berharap ini hanya awal dari ekspor-ekspor yang berikutnya,” ujar Ketua Koperasi GLB, Miftahudin Shaf pada acara seremonial pelepasan ekspor perdana di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dikutip dari siaran pers, Minggu (19/09/2021).  

Sementara itu, LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI dalam peningkatan ekspor nasional juga memiliki mandat dalam community development dan penciptaan eksportir baru. Ekspor perdana Desa Devisa Subang ini berhasil dilakukan setelah sejumlah pendampingan dan pelatihan yang diberikan oleh LPEI.

Peningkatan kapasitas petani yang mampu meningkatkan kualitas biji kopi diberikan kepada 208 petani di enam desa yaitu Cisalak, Nagrak, Cupunagara, Darmaga, Sukakerti dan Pesanggrahan dengan kapasitas produksi mencapai lebih dari 100 ton biji kopi setiap tahun diatas kebun seluas 140 hektar.  

“Kami juga tidak akan berhenti sampai disini, karena dengan kerja sama yang baik, Desa Devisa Subang tentu akan dapat melakukan ekspor secara berkelanjutan dan berkontribusi bagi pendapatan negara,” ucap Direktur Eksekutif LPEI, D. James Rompas pada kesempatan yang sama.

Acara pelepasan ekspor perdana ini juga dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki. Dalam sambutannya Teten menyatakan bahwa seluruh institusi harus berkolaborasi untuk membantu koperasi pangan.

“Kita bersama Pemerintah Daerah akan mendorong koperasi pangan yang potensial untuk diperbesar kapasitas usaha dan pembiayaan ekspornya dengan menjalin kerja sama dengan LPEI dan perbankan lainnya,” ujar Teten.

Program Desa Devisa merupakan program yang juga mengedepankan kolaborasi antar lembaga untuk menghasilkan terobosan inovatif yang meningkatkan ekspor Indonesia. Selain dengan Kabupaten Subang, LPEI juga bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJPEN) dalam penjajakan Desa Devisa yang ketiga ini. 

Sebelum Subang, LPEI telah berhasil membentuk Desa Devisa Kakao di Jembrana, Bali dengan komoditas unggulan biji kakao fermentasi dan Desa Devisa kerajinan Bantul, Yogyakarta dengan produk kerjainan ramah lingkungan. Program ini diharapkan dapat diterapkan di sejumlah daerah lainnya sehingga memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat setempat. (git/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: