IDI: Sekolah Jangan Abai Prokes!

IDI: Sekolah Jangan Abai Prokes!

radartasik.com, TASIK - Sekolah di Kota Tasikmalaya sudah sebulan melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Ada yang harus segera diperbaiki, karena mulai kendornya protokol kesehatan Covid-19.


Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Tasikmalaya dr Polar Silumi SpOG MHKes memberikan saran kepada sekolah di Kota Tasikmalaya yang melakukan PTMT agar benar-benar memperhatikan protokol kesehatan (Prokes) warga sekolah seperti guru, siswa, tenaga kependidikan, dan tenaga keamanan serta kebersihan sekolah. Hal tersebut karena risiko penularan Covid-19 masih ada.

”Prokes di sekolah perlu diperhatikan lagi, utamanya saat memakai masker. Saya lihat siswanya hanya menutupi mulut atau dagu saja,” katanya kepada Radar, Senin (13/9/2021).

Mengapa perlu diperbaiki dengan segera, karena Covid-19 bisa masuk ke hidung ketika menggunakan masker dengan asal-asalan. Oleh karenanya, ia meminta agar guru dan orang tua harus memberikan edukasi terkait protokol kesehatan yang baik dan benar yaitu menutupi hidung dan mulut.

“Karena khawatir nantinya ketika siswa tidak memakai masker tidak baik. Dapat membawa virus ke rumah yang bisa menularkan ke orang tuanya,” ujarnya.

Kemudian, sekolah pun harus memberikan edukasi kepada pedagang jajanan di luar sekolah agar patuh menggunakan masker dan kesehatan makanan atau minuman terjaga.

“Para pedagang jajanan di luar sekolah biasanya tanpa menggunakan masker lalu anak-anak membelinya. Untuk itu, mereka harus edukasi juga terkait prokesnya,” katanya.

Semua ajakan patuh prokes itu, agar tetap menjaga 5 M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas dengan ketat.

Ia tidak ingin angka terpapar Covid-19 di Kota Tasikmalaya naik lagi. Akibatnya siswa terkena dampaknya yaitu kembali belajar dari rumah.

“Tujuannya agar jangan sampai naik lagi. Ketika naik pasti sekolah akan dikembalikan sistem daring kembali,” ujarnya.

Senada, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya H Budiaman Sanusi SSos menjelaskan, selama melakukan pembelajaran tatap muka sekolah tidak boleh mengabaikan protokol kesehatan yaitu 5M: efisiensi jam kegiatan, kantin tidak dibuka atau siswanya tidak boleh jajan di luar sekolah harus bawa bekal dari rumah, tidak boleh ada ekstrakurikuler, dan harus patuh ketentuan yang tercantum di Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Kota Tasikmalaya.

Ketika prokesnya mulai kendor, pihaknya akan koordinasi dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) dan Forum Komunikasi Kepala Sekolah (FKKS) agar terus bersama-sama merawat dan menjaga protokol kesehatan.

“Kita terus evaluasi, segera perintahkan kepada KKKS dan lainnya jangan abai protokol kesehatan, tidak boleh jajan di luar sekolah. Untuk itu orang tua mesti bawa bekal dari rumah. harus 5M, mesti 50 persen kehadiran di kelas,” katanya.

Ia pun menekankan, bagi sekolah yang tidak nurut sesuai surat edaran bisa dicabut izin pembelajaran tatap mukanya.

Sebelumnya, Plt Kepala SD Al Azhar 33 Tasikmalaya Alimudin Tohir SPdI menjelaskan, berdasarkan musyawarah awal dibuat kesepakatan yakni satu minggu pembelajaran tatap muka terbatas dan satu minggu belajar daring. Hanya satu shift yaitu pagi.

“Dengan pengaturan kelas atas pembelajaran tatap muka terbatas selama satu minggu sedangkan kelas bawah daring selama satu minggu,” ujarnya.

Namun, setelah perkembangan tiga minggu melaksanakan pembelajaran tatap muka, orang tua inginnya anak sekolah setiap hari.

Namun pihaknya keberatan, karena guru bidang studi nantinya bisa mengajar dua shift bisa enam kali.

“Jalan tengahnya metode pelajaran tetap yaitu satu minggu tatap muka dan satu minggu daring untuk kelas bawah dan atas. Tetapi satu kelas menjadi dua shift pagi dan siang,” katanya.

Hal tersebut dilakukan agar kapasitas di dalam ruang kelas maksimal 50 persen. Dengan begitu kegiatan sekolah berjalan sesuai dengan surat edaran Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Kota Tasikmalaya.

“Lalu kita pun tetap menekankan warga sekolah agar menjaga protokol kesehatan secara ketat, mulai dari wajib memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan efisiensi kegiatan pembelajaran tatap muka,” ujarnya.

Agar pembelajaran efisien dan tidak membebani siswa, maka kami memakai kurikulum esensial dan tugas dikurangi. “Pada pandemi, tidak semuanya pelajaran di buku paket disamA­paikan. Namun yang disampaikan hanya inti-intinya saja agar bisa paham,” katanya. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: