Hemat Biaya Operasional, Hanya 3 dari 10 Bus BRT yang Dijalankan

Hemat Biaya Operasional, Hanya 3 dari 10 Bus BRT yang Dijalankan

Radartasik.com, CIREBON — Sejak di-launching pada pertengahan April 2021 lalu, Bus Rapid Transit (BRT) Trans Cirebon belum maksimal digunakan oleh masyarakat. Tidak hanya itu, dari 10 unit BST batuan Pemprov Jabar itu baru 3 unit yang dioperasionalkan. 

Ironis lagi dari total anggaran yang digelontorkan sebesar Rp500 juta pada tahun ini, lebih banyak digunakan untuk mengurus perizinan. Seperti balik nama kendaraan dan biaya operasional pembuatan halte.
 
Kepala Dinas Perhubungan Kota Cirebon, Drs Andi Armawan mengatakan, setelah di-launching, operasional BRT tidak berhenti.  Namun  diakuinya proses administrasi terkait untuk operasional BRT tersebut tidak mudah. Mulai dari pengurusan SK walikota dan sebagainya, termasuk tarif yang akhirnya sudah bisa ditetapkan.

Sementara itu terkait perencanaan anggaran operasional BRT di tahun 2022 nanti, lanjut Andi, pihaknya sudah menyusun anggarannya agar nanti operasional BRT bisa dimaksimalkan pemanfaatannya. Mengingat di tahun 2021 ini dari 10 bus yang ada, hanya 3 bus beroperasi secara bergantian untuk menekan biaya operasional harian BRT.

Andi punm tidak menampik, sebelumnya operasional BRT sempat terhenti saat pemerintahan menerapkan kebijakan PPKM darurat hingga PPKM level 4, lantaran sejumlah akses jalan disekat.

Namun seiring dengan penurunan kasus Covid-19, dan diberlakukannya ganjil genap, BRT bisa kembali beroperasi.  “Dishub juga berharap dengan kembali masuknya siswa sekolah, keberadaan BRT dapat dimanfaatkan siswa untuk transportasi, baik berangkat maupun pulang sekolah,” ujarnya. 

Andi pun menambahkan, saat ini Dishub dan PD Pembangunan, terus melakukan koordinasi dengan pihak perbankan, seperti Bank Indonesia, agar penggunaan BRT bisa menggunakan pembayaran nontunai.  (rc/abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: