Cari Golden Melon? Petik Sendiri di Kawalu..

Cari Golden Melon? Petik Sendiri di Kawalu..

radartasik.com, KOTA TASIK - Seorang petani Golden Melon di Kota Tasikmalaya memiliki cara yang tak biasa untuk memasarkan produk pertaniannya. 

Pembeli dipersilakan untuk memetik langsung melon dari kebunnya.

Pemasaran seperti ini, dia sebut Gebyar Petik Melon yang digelar sejak Jumat lalu hingga Selasa hari ini, 3-7 September. 

Kebun melon tersebut terletak di kawasan Gunung Ranji, Kecamatan Kawalu, Kota Tasik. Pemilik kebun itu adalah Dadan Ridwan (30).

Dia sengaja membiarkan para pembelinya untuk merasakan memetik melon dari pohon langsung. 

Pembeli juga dapat memilih sendiri melon yang hendak dibeli.

"Jadi mereka merasakan sensasi memetik melon langsung dari kebunnya," katanya kepada wartawan.

Dadan mengakui belum lama terjun dalam usaha budidaya golden melon. 

Meski baru sebentar terjun, budidaya melon yang dilakoninya itu sudah memiliki omzet puluhan juta rupiah. 

Ia menceritakan, awal mula tertarik melakukan budidaya melon karena sejauh ini belum ada petani di Tasikmalaya yang serius melakukannya. 

Itu dianggap sebagai peluang untuk mengembangkan usahanya. 

Beberbekal pengetahuan dalam bidang pertanian yang sudah digelutinya sejak 2013, Dadan akhirnya memberanikan diri melakukan budidaya golden melon. 

Dengan modal sekitar Rp5 juta hingga Rp7 juta, dia membuka kebun melon seluas 200 meter persegi untuk ditanami 574 pohon melon.

Sekitar 85 hari berselang, pohon-pohon itu akhirnya panen. 

Dari hasil panen melon itu, Dadan mendapatkan hasil sekitar Rp25 juta. 

Beber dia, sejak awal melakukan usaha budidaya golden melon, konsep pembeli bisa langsung memetik melon sudah diterapkannya. 

Hasil panen, kata dia, selalu habis terjual dalam hitungan hari, bahkan sebelum Gebyar Petik Melon selesai.

"Ini sudah panen ketiga. Dari pertama, sudah seperti ini konsepnya. Jadi pembeli langsung memetik sendiri di kebun," beber pria yang pernah magang di Jepang untuk mendalami ilmu pertanian.

Saat ini, jelas dia, terdapat 1.000 pohon melon yang dipanennya di lahan seluas sekitar 1.000 meter persegi. 

Dari 1.000 pohon itu, setidaknya terdapat 1.500 buah melon yang dapat dipanen. 

Ia optimistis, hasil panen itu dapat terjual habis selama Gebyar Petik Melon.

Menurut dia, dengan konsep mengundang pembeli untuk langsung memetik di kebunnya, ada sejumlah rantai distribusi yang dipangkas. Hasilnya, keuntungan yang didapatkannya menjadi lebih besar. 

Dadan mengaku saat ini belum bisa melayani pasar besar. Sebab, menurut dia, untuk memasok melon ke pasar harus melalui pengepul. 

Sementara di tangan pengepul, tukas dia, harga melonnya justru jadi anjlok. 

Pengalamannya ketika membudidaya sayuran, cabai, dan timun, membuktikan hal itu.

"Mending dijual langsung, harga ditentukan saya sendiri. Pembeli bisa langsung metik sendiri di kebun," tukasnya.

Dengan usaha itu, Dadan juga bisa mempekerjakan dua orang untuk proses budidaya melon. 

Namun, ketika dilakukan Gebyar Petik Melon, orang yang dipekerjakan menjadi lebih banyak.

Saat ini, ia melakukan budidaya golden melon di tiga titik lokasi. 

Dengan tiga tempat itu, Gebyar Petik Melon setidaknya bisa dilakukan satu bulan sekali. 

Di kebun miliknya, melon-melon itu dijual dengan harga Rp25 ribu per kilogram. 

Ia menyadari, angka itu termasuk tinggi dibandingkan harga pasaran melon. 

Namun, ia mengklaim golden melon hasil panennya memiliki kualitas premium. Harga itu dinilai angka yang sesuai.

"Karena melihat antusias pembeli banyak yang datang. Respon masyarakat juga baik. Di periode panen sebelumnya juga selalu habis," katanya.

Dadan pun optimistis pasar melon di Kota Tasik masih terbuka lebar. Apalagi dengan mengundang pembeli merasakan langsung memetik melon di kebunnya langsung. 

(rezza rizaldi/radartasik.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: