Permainan Tradisional Seru, Kreatif, Sehat

Permainan Tradisional Seru, Kreatif, Sehat

radartasik.com, TASIK - Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi (FKIP-Unsil) Tasikmalaya melaksanakan Pengabdian bagi Masyarakat Skema Kesehatan (PbM-SK) dengan edukasi permainan tradisional, dalam upaya peningkatan imunitas tubuh di tengah pandemi Covid-19. Pelaksanaannya di Pondok Pesantren Al Munir Desa Cinunjang Kabupaten Tasikmalaya pada 4-5 September 2021.

Pengabdiannya mengambil tema yaitu Aktivitas Edukasi Permainan Tradisional dalam Upaya Peningkatan Imunitas Tubuh di Lingkungan Pondok Pesantren dan Pemuda-Pemudi Dewan Kemakmuran Masjid Al Munir Selama Pandemi Covid-19. Dengan Tim Pelaksana PbM- SK Unsil yaitu Dr H Cucu Hidayat MPd, Aang Rohyana MPd, Ucu Muhammad Alif MPd dan Agus Arief Rahmat MPd.

Ketua Tim Pelaksana PbM-SK Unsil Dr H Cucu Hidayat MPd mengatakan, pengabdian dosen Unsil ini sebagai bentuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat melalui permainan tradisional. Tujuannya supaya imunitas tubuh masyarakat meningkat untuk menangkal musibah.

“Edukasi permainan tradisional ini agar masyarakat dapat melestarikan budaya bangsa sambil berolahraga, sehingga meningkatkan imunitas yang dapat membantu kesehatan tubuh,” katanya kepada Radar, Sabtu (4/9/2021).

Sambung Cucu, permainan tradisional merupakan olahraga asli rakyat sebagai aset budaya bangsa yang memiliki unsur olah fisik tradisional. Untuk itu, pihaknya berupaya untuk menguatkan kembali permainan rakyat yang sudah cukup dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat yang menjadi olahraga tradisional, seperti; egrang, terompah panjang, patok lele, gobak sodor (hadang), sumpitan, gebuk bantal, gasing, lari balok, tarik tambang, benteng, dagongan, panjat pohon pinang, sepak raga, lomba perahu, lompat batu nias, karapan sapi dan lain-lain.

“Artinya, manfaat permainan tradisional ini bisa meningkatkan kebugaran, ada nilai sportivitas, saling kerja sama,” ujarnya.

Dengan segudang manfaat permainan tradisional tersebut, pihaknya juga ingin permainan rakyat yang berkembang cukup lama ini agar terus lestari. Karena selain sebagai olahraga hiburan, kesenangan dan kebutuhan interaksi sosial.

“Oleh karenanya kita melakukan lomba permainan tradisional yaitu hadang untuk pemuda-pemudi DKM Al Munir. Pesertanya sekitar 50 orang,” katanya.

Hal itu, sebagai bentuk menjaga kekayaan budaya tradisional dari semakin majunya perkembangan teknologi di era globalisasi ini. Saat generasi muda menghargai kekayaan budaya tradisional, diharapkan tidak terpengaruh budaya permainan asing, seperti permainan play station dan game online.

“Khawatir tenggelamnya budaya permainan tradisional kita berusaha menguatkan kembali permainan tradisional kepada mereka. Dengan harapan identitas bangsa Indonesia tetap terjaga,” ujarnya.

Intinya, menurut Cucu, pentingnya edukasi permainan tradisional untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Adanya aktivitas jasmani mampu melahirkan generasi penerus yang kesehatan yang prima dan unggul.

“Karena dengan sehat yang prima dapat melakukan segala aktivitas beribadah, bermasyarakat dan menuntut ilmu,” katanya.

Selain itu, pihaknya pun memberikan alat-alat kesehatan seperti masker, pengecek suhu badan, hand sanitizer, hand wash dan lainnya.

“Semua itu, sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19,” ujarnya.

Perwakilan Yayasan Pondok Pesantren Al Munir KH Aa Muayad pun sepakat adanya pengabdian Unsil dengan melakukan penguatan permainan tradisional. Karena pada zaman serba digital, masyarakat malas bergerak karena keasyikan bermain handphone.

“Dengan membumikan kembali permainan tradisional berharap masyarakat di lingkungan pondok dan santri dapat menggerakkan tubuh,” katanya. Sehingga memiliki kesehatan jiwa dan raga.

Perwakilan Ikatan Pemuda-pemudi Dewan Kemakmuran Masjid Al Munir Wildan Naji memberikan dukungan penuh pada kegiatan pengabdian Unsil untuk menggeliatkan kembali permainan tradisional di daerahnya.

“Hal itu memberikan manfaat kepada kita saat diberikan edukasi permainan tradisional sehingga mampu mengamalkan pola hidup sehat di masa pandemi,” ujarnya.

Apalagi permainan tradisional di daerahnya sudah cukup terlupakan. Sebab sekarang anak-anak terbiasa di rumah bermain HP, tidak lagi ke lapangan untuk bermain permainan tradisional.

“Dengan adanya momentum ini, bisa mengajak kembali generasi muda agar terus melestarikan permainan tradisional sebagai warisan nenek moyang,” katanya. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: