Jalan Utama Dibenteng, 167 Pelajar SDN 2 Tugu Masuk Sekolah Susuri Jalan Setapak dan Kuburan

Jalan Utama Dibenteng, 167 Pelajar SDN 2 Tugu Masuk Sekolah Susuri Jalan Setapak dan Kuburan

radartasik.com - KOTA TASIK - Nasib nahas dialami 167 murid beserta orang tuanya dan guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu 2 Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya.

Karena jalan masuk utama ke sekolah dibenteng setinggi 3 meter, para pelajar di sekolah tersebut terpaksa berjalan menyusuri jalan pinggir sawah dan kuburan. 

Siswa pun terpaksa berjalan kaki lewat jalan setapak belakang bangunan sekolah, seusai ada beberapa warga pemilik lahan mengizinkannya dijadikan akses masuk ke sekolah tersebut. 

"Sekarang saya mengantar anak ke sekolah harus lewat pesawahan dan lewati kuburan, karena jalan di depan ditutup benteng 3 meter dan tinggi,” ujar Nina Herlina (45), salah seorang orang tua siswa di sekolah tersebut usai mengantar anaknya ke sekolah, Selasa (01/09/21). 

Nina menerangkan, para orang tua siswa berharap akses jalan utama sekolah anaknya bisa kembali dibuka karena dengan akses darurat saat ini sangat rawan kondisinya bagi anak-anak. 

“Katanya, pemilik lahan dulu menjual ke seseorang dan akses masuk sekolah lewat depan jalan besar ditutup total, jadi dibenteng begini,” terangnya.

Dirinya mengaku sempat jatuh terperosok bersama anaknya ke sawah saat kondisi hujan usai mengantar anaknya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di kelas. 

Apalagi, akses jalan darurat ke sekolah anaknya selama ini bukan hanya melewati kuburan, pesawahan, tapi tebing gunung sisa Galian C yang membahayakan pelajar. 

Dari jalan pinggir sawah menuju akses masuk darurat belakang sekolah ini kondisinya menanjak menaiki sisa bukit akibat galian dengan batu kerikil yang licin saat dilewati seseorang dan motor. 

"Kemarin juga saya jatuh Pak terperosok ke sawah di depan sana saat jalan antar anak pulang. Semua orang tua juga protes kenapa sampai tega askes jalan sekolah ditutup benteng begitu oleh pemiliknya katanya sih itu juga, gak tahu pemilik benar atau tidaknya," bebernya. 

Salah seorang murid kelas IV SDN Tugu 2, Natasha (10), mengaku sangat berat sekali harus berjalan kaki memutar ke belakang saat hendak pergi ke sekolahnya. 

Padahal, dirinya bersama teman-temannya biasanya selalu masuk lewat depan sekolah lewat Jalan SL Tobing, untuk belajar di kelas. 

"Saya harus jalan kaki sama Mamah ke belakang lewat sawah, kuburan dan gunung. Saya juga ikut jatuh saat itu sama ibu. Saya dan teman-teman selalu nanya ke Bu Guru, kenapa jalan sekolah ditutup dan dibenteng?" tuturnya. 

SDN Tugu 2 di Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, tersebut kini tak memiliki akses jalan lagi dari jalan utama di SL Tobing, usai ditutup bangunan benteng setinggi 3 meter oleh pemilik lahan pribadi di depannya.

(rezza rizaldi/radartasik.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: