Ketua PB IDI Ungkap Ada Penyakit Lebih Buruk dari Covid-19

Ketua PB IDI Ungkap Ada Penyakit  Lebih Buruk dari Covid-19

Radartasik.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M. Faqih mengingatkan adanya sejumlah penyakit infeksi selain Covid-19 perlu diwaspadai khususnya menjelang musim hujan. 

"Jelang musim hujan ada penyakit infeksi seperti demam berdarah yang jumlah kasusnya banyak dan tingkat kematiannya masih tinggi sekali," ujar Ketua IDI Daeng dalam diskusi virtual pada Selasa (31/08/2021). 

Selain demam berdarah, lanjut Daeng, penyakit infeksi lainnya seperti tubercolosis atau TBC dan HIV juga memiliki tingkat kasus yang tinggi di Indonesia. Bahkan, lanjut dia, jumlah kasusnya menduduki rangking lima besar di dunia. 

"Ini belum termasuk beberapa penyakit yang sudah kami coba eradikasi seperti polio, namun di beberapa wilayah kasusnya masih tetap muncul ke permukaan," jelasnya. 

Dia menyebutkan tingginya jumlah kasus penyakit infeksi di Indonesia seolah mematahkan pernyataan para pakar bahwa penyakit infeksi telah mengalami banyak penurunan dan banyak kasus mengarah pada penyakit gaya hidup. Penyakit gaya hidup ini adalah jenis penyakit tidak menular, yang umumnya disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik, makan yang tidak sehat, konsumsi alkohol berlebihan, konsumsi narkoba, dan merokok.

"Tetapi kenyataannya penyakit infeksi ini masih banyak, tidak hilang juga, malah bertambah penyakit akibat pandemi corona. Ini harus diperhatikan oleh masyarakat supaya lebih waspada," tuturnya. 

Daeng pun mengakuai bahwa pandemi membuat permasalahan kesehatan di Indonesia saat ini semakin rumit dan tatanannya pun semakin besar, baik penyakit infeksi maupun gaya hidup. Kendati demikian, Daeng mengingatkan ada empat hal yang harus kita jaga supaya tidak mudah sakit apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini. 

"Yang pertama adalah perilaku, kemudian lingkungan, lalu daya tahan tubuh dan terakhir pelayanan kesehatan," ujar Daeng. 

Dari keempat hal tersebut, Daeng menekankan pentingnya faktor perilaku dan lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan. 

"Perilaku bersih sehat seperti mandi, cuci tangan adalah bagian dari perilaku untuk jaga diri tetap bersih. Maka kalau tubuh bersih kuman tidak akan mudah masuk ke tubuh kita. Kalau kita tinggalkan kebersihan diri maka akan bahaya sekali karena kuman, bakteri, dan virus jadi gampang masuk," paparnya. 

Oleh kara itu Daeng menyarankan penggunaan sabun antiseptik yang bisa digunakan untuk membantu mengurangi mikroorganisme jahat yang mengganggu kesehatan. "Yang kedua adalah faktor lingkungan, dengan mensanitasi dan disinfeksi lingkungan rumah, lingkungan kerja, bahkan lingkungan belanja supaya virus-virus itu tidak bertebaran," ujarnya.

Daeng menambahkan lingkungan rumah harus dibersihkan karena rumah sering terjadi kluster keluarga penularan Covid-19. Selain itu Daeng mengingatkan untuk terus menerapkan protokol kesehatan 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjauhi kerumunan. 

"Yang harus sering dibersihkan adalah barang-barang atau apapun yang sering disentuh keluarga dan anak-anak, seperti pintu, mebel, gawai juga. Jangan lupa secara rutin dilakukan pembersihan," ujar Daeng M. Faqih. (antara/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: