SNV Adakan Pelatihan Teknik Pembuatan Tangki Septik
Reporter:
syindi|
Selasa 31-08-2021,09:30 WIB
radartasik.com, TAWANG - Organisasi Pembangunan Belanda (SNV) melatih para pekerja bangunan soal teknik pembuatan tangki septik yang aman dan sehat. Hal ini menyikapi masih banyaknya pemAbangunan tangki septik yang asal jadi.
Tangki septik merupakan wadah penampung kotoran manusia (limbah tinja) yang mengandung zat-zat berbahaya. Maka dari itu, pembuatannya harus dilakukan secara tepat agar tidak berdampak negatif kepada lingkungan.
Salah satu yang berperan dalam pembuatan tangki septik adalah para pekerja bangunan. Untuk itulah mereka menjadi sasaran pelatihan tentang penerapan sanitasi yang baik dan benar.
Senior WASH Specialist dari SNV, Lena Ganda Saptalena, menjelaskan masih banyak pekerja bangunan yang belum paham soal tangki septik yang aman dan memenuhi standar SNI. Untuk itulah pelatihan itu diperlukan sebagai bekal mereka bekerja. “Mereka harus paham bagaimana membuat tangki septik yang sesuai standar dan aman,” katanya.
Tangki septik yang tidak kedap (biasa dikenal sebagai cubluk, Red) akan melepas bakteri berbahaya ke dalam sumber air minum. Salah satu akibatnya adalah rusaknya usus bayi sehingga bayi tidak mampu menyerap nutrisi dan menderita stunting atau gizi buruk.
Pada prakteknya, diakui Lena, para pekerja memang biasanya membuat tangki septik sebagaimana permintaan pemberi kerja. Namun ketika mereka sudah paham soal sanitasi yang aman, para pekerja bisa memberikan edukasi dan masukan. “Ketika yang memberi pekerjaan paham, diharapkan sanitasi yang dibangun bisa sesuai dengan aturannya,” katanya.
Kasie Sanitasi Bidang Pemukiman Dinas PUTR, Yayan Nurpatoni, ST., MM., berharap hasil pelatihan tidak berhenti di pekerja bangunan saja. Mereka diharapkan bisa ikut mengampanyekan ke masyarakat lebih luas. “Termasuk menularkan kepada pekerja (bangunan) lain,” tuturnya.
Para pekerja melaksanakan praktek pelatihan pembuatan sanitasi yang aman dan sesuai standar.
Kepala UPTD Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD), Supriyanto, menjelaskan bahwa di Kota Tasikmalaya sekitar 70 ribuan rumah tidak menerapkan sanitasi dengan baik. Perlu adanya penyadaran tentang pentingnya pembangunan septic tank yang sesuai aturan.
“Tapi sekarang kesadarannya sudah mulai tinggi, dilihat dari banyaknya permintaan pembuatan tangki septik,” terangnya.
Salah satu kekeliruan yang banyak terjadi, masyarakat menganggap tangki septik yang baik adalah yang tidak pernah penuh. Padahal hal itu berarti tangki septik tidak kedap, sehingga air berisi kotoran manusia (limbah tinja) merembes ke dalam air tanah dan dapat mencemari air sumur.
Di tangki septik yang baik dan kedap, limbah tinja akan mengalami pengolahan. Ampasnya kemudian menumpuk dan penuh serta perlu dilakukan penyedotan.
“Kalau bertahun-tahun tidak penuh artinya limbah itu meresap ke tanah di sekitarnya dan berbahaya,” jelasnya.
Salah seorang pekerja bangunan, Momon Mulyana menilai pelatihan yang didapat sangat bermanfaat. Dia menjadi lebih tahu soal sanitasi yang baik dan benar. “Ternyata tidak bisa dibuat secara sembarangan,” ujarnya.
Dia pun siap untuk menyebarkan pemahaman tersebut kepada warga yang menggunakan jasanya. Termasuk menginformasikan kepada para pekerja bangunan lainnya. “Tentu saya akan lakukan itu,” terangnya.
Para pekerja diberi pelatihan teori maupun praktek pembuatan tangki septik yang standar. Mereka memasang satu buah tangki septik pabrikasi dan membuat satu buah tangki septik non-pabrikasi di dua rumah penduduk terpilih di Jalan Sukanagara, kelurahan Kahuripan.
Sebagai bentuk penghargaan, SNV memberikan sertifikat kepada para pekerja yang sudah mengikuti pelatihan sejak tanggal 25-29 Agustus 2021. Sertifikat pelatihan diserahkan dalam acara loka karya hasil pelatihan di Hotel Horison, Senin (30/8/2021).
Pada kesempatan itu, di lakukan juga diskusi persoalan sanitasi dengan melibatkan unsur pemerintah dan juga Lembaga Keuangan Mikro (LKM), agar pembelian tangki septik dapat terjangkau oleh warga. (rga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: