Tim PBM Unsil Optimalkan Pekarangan Rumah Warga Saat Pandemi
Reporter:
syindi|
Sabtu 21-08-2021,10:30 WIB
radartasik.com, SARIWANGI - Tim Pengabdian Pada Masyarakat dari Universitas Siliwangi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan Jurusan Pendidikan Jasmani menyelenggarakan Pengabdian Bagi Masyarakat skema Ketahanan Pangan (PBM KP). Kegiatan itu dilaksanakan di Madrasah Peundeuy Desa Sukaharja Kecamatan Sariwangi, Kamis (19/8/2021).
Kegiatan ini mengusung tema Budidaya Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Keluarga di Pekarangan Berbasis Pertanian Ramah Lingkungan di Kecamatan Sariwangi yang bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi Tani dan Sukariksa III.
Ketua Kelompok Tim PBM KP Yuni Ertinawati MPd mengatakan, mengambil tema tersebut agar masyarakat dapat membudidayakan tanaman sayuran dan tanaman obat keluarga guna meningkatkan ketahanan pangan.
“Kita ingin meningkatkan peran aktif perempuan, khususnya anggota kelompok wanita tani dalam optimalisasi lahan pekarangan jauh ke depannya hasilnya bisa menjadi lahan usaha dan menambah pendapatan rumah tangga,” ujarnya.
Yuni menyebutkan, potensi sumber daya pertanian merupakan salah satu potensi besar yang dimiliki oleh Kabupaten Tasikmalaya, khususnya Kecamatan Sariwangi. Namun, pemanfaat potensi lahan tersebut masih banyak yang memilih penggarapan lahan persawahan, sehingga lahan pekarangan kurang optimal.
Dengan demikian, kata dia, pengelolaan lahan pekarangan dengan memanfaatkan peran perempuan bisa menjadi solusi dalam pengoptimalan lahan pekarangan guna meningkatkan hasil pangan. Selain itu juga, masih ada beberapa petani yang masih menerapkan pertanian konvensional yaitu ketergantungan terhadap bahan-bahan kimia.
Kelompoknya, kata Yuni, telah melakukan penyuluhan dan praktek kegiatan tentang budidaya tanaman sayuran dan tanaman obat keluarga berbasis ramah lingkungan. Kemudian, mitra diberikan lembar kuisioner yang berisi pertanyaan post-test.
“Pertanyaan post-test dikerjakan setelah penyampaian materi budidaya tanaman sayuran dan tanaman obat keluarga berbasis pertanian ramah lingkungan,” ucapnya.
Selanjutnya, tanggapan peserta tentang kebermanfaatan bercocok tanam sayuran dan tanaman obat keluarga di pekarangan. Pada akhir kegiatan, dilakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan, baik dari segi teori maupun kebermanfaatan yang diperoleh oleh petani.
“Diharapkan setelah pelaksanaan kegiatan ini, program optimalisasi lahan pekarangan bisa dilanjutkan dan lebih terprogram. Agar hasilnya nanti, dapat memberikan manfaat bagi perekonomian rumah tangga dan ketahanan pangan terus meningkat. Khususnya di Desa Sukaharja dan Desa Sukamulih Kecamatan Sariwangi,” ujar dia.
Selly Purnama MPd, salah satu anggota kelompok mengatakan di masa pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai ini membuat perekonomian takstabil. Oleh karena itu, masyarakat harus cerdas dan kreatif dalam menangkap peluang.
“Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan lahan lebih produktif dengan menanam sayuran maupun tanaman obat. Ini dapat menekan pengeluaran dan menambah penghasilan jika dikelola dengan baik,” kata Selly.
Pemanfaatan lahan pekarangan, ujar Selly, sebaiknya dikelola dengan perencanaan yang tertata, sehingga area lahan yang akan dikelola dapat dimanfaatkan secara optimal, berkelanjutan dan produktif.
Keberadaan potensi sumber daya alam dan manusia yang sangat beragam dan potensial seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik. Pengelolaan sumber daya alam dengan dipadukan oleh keberadaan sumber daya manusia yang tepat dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
Hasil dari adanya pengelolaan sumberdaya alam yang dikelola oleh para perempuan dan ibu rumah tangga, nantinya diharapkan dapat menjadi sumber keberlanjutan penghidupan masyarakat di Desa Sukaharja. Dengan demikian, dapat membantu meringankan beban pengeluaran atau belanja rumah tangga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
“Melalui kegiatan ini, saya harap para petani anggota KWT mendapatkan ilmu pengetahuan bagaimana mengoptimalkan lahan pekarangan melalui budidaya tanaman sayuran dan tanaman obat keluarga berbasis pertanian ramah lingkungan. Kemudian para petani mampu mengaplikasikan di lapangan,” ujar Selly menambahkan.
(obi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: