Kasus Siswa SMAN 1 Banjar, FP3: Prosedur Pemberian Vaksin Harus Ketat

Kasus Siswa SMAN 1 Banjar, FP3: Prosedur Pemberian Vaksin Harus Ketat

radartasik.com, BANJAR — Kejadian seorang pelajar SMA Negeri 1 Banjar yang dirawat setelah selesai menerima vaksin membuat Forum Pemuda Peduli Pendidikan (FP3) Kota Banjar Diky Agustaf angkat bicara. Menurut dia, penyuntikan vaksin harus benar-benar mematuhi standar prosedur operasional (SOP). Terlebih bagi penyintas atau orang yang sebelumnya sudah pernah terkonfirmasi positif Covid-19.


“Saya selaku pemerhati pendidikan ingin vaksin kepada pelajar SMA atau sederajat ini berhasil dan sukses tanpa ada kasus yang merugikan, khususnya bagi pelajar. Program vaksinasi di sekolah ini sangat saya dukung sebagai upaya ikhtiar memutus mata rantai Covid-19. Namun panitia pelaksana vaksinasi tetap harus menaati prosedur pemberian vaksin, salah satunya bagi penyintas. Yang saya ketahui, itu minimal tiga bulan setelah terpapar dan dinyatakan negativ kembali baru boleh divaksin,” kata Diky Agustaf, Minggu (15/8/2021).

Menurut dia, pelajar yang dirawat di puskesmas karena mengalami keluhan mual dan muntah setelah menerima suntikan vaksin termasuk penyintas atau pernah terpapar Covid-19 dengan hasil PCR di RSUD Banjar pada 3 Juli 2021 positif Covid-19. “Saya coba komunikasi dengan yang bersangkutan (pelajar) benar mengaku punya riwayat maag dan itu sudah lama dan benar juga bahwa dia pernah positif Covid-19 hasil PCR kurang lebih satu bulan yang lalu,” kata dia.

Kepala SMA Negeri 1 Banjar Barnas juga sebelumnya mengatakan vaksinasi yang diberikan kepada pejalar yang sebelumnya pernah terpapar Covid-19 harus menunggu tiga bulan setelah dinyatakan sembuh untuk menerima vaksin. “Ya harus tiga bulan. Soal siswi kami yang sempat dirawat itu bukan karena vaksin, tapi karena penyakit maag. Kami juga sudah komunikasi dengan pihak orang tuanya, termasuk memantau perkembangannya,” kata dia.

Sementara itu, pelajar berinisial 'DA' saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengaku sudah pulang ke rumahnya di Langensari. Ia dirawat di puskesmas hanya dua hari satu malam.

“Kondisi sudah membaik dan sudah diperbolehkan pulang. Keluhannya mual dan muntah. Mungkin ada gejala maag juga pas berbarengan saat divaksin,” katanya. Ia juga mengaku sudah pernah positif Covid-19 hasil swab PCR pada 3 Juli 2021 dan sempat melaksanakan isoman. (cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: