Penataan Situ Gede Kota Tasik Rp36 Miliar, Dewan: Debit Airnya?

Penataan Situ Gede Kota Tasik Rp36 Miliar, Dewan: Debit Airnya?

radartasik.com, INDIHIANG — Rencana penataan Objek Wisata Situ Gede di Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya menuai respons. Berharap pembenahan di lokasi seluas 47 hektare itu tidak sekadar menyentuh aspek infrastruktur, melainkan aspek lain yang juga penting bagi kelangsungan masyarakat.


Koordinator Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya, Muslim MSi berharap perencana penataan juga bisa menjelaskan terhadap DPRD, dalam merencanakan konsep penataan di objek wisata tersebut.

Sebab, kata dia, seperti diketahui bersama kondisi debit air di Situ Gede menjadi persoalan krusial. “Kita ketahui soal situ itu tidak hanya infrastrukturnya saja, melainkan soal kondisi air situ yang kerap mengering saat kemarau,” ujarnya kepada Radar, Rabu (11/8/2021).

Ia mengaku sudah mendapat informasi bahwa tahun depan pekerjaan fisik yang bersumber dari Bantuan Provinsi Jawa Barat bakal direalisasikan. Tahun ini, tim perencana penataan terus menyusun dan menampung input dari berbagai pihak dalam mematangkan desain dan konsep yang bakal dituangkan di area mendiang Prabudilaya bersemayam itu.

“Bukannya apa, kita kerap menjadi bulan-bulanan pertanyaan publik ketika ada program kegiatan dari pusat atau provinsi menyangkut infrastruktur. Maka, kita harap bisa mengetahui planningnya seperti apa, bahkan bisa turut memberi input dalam program tersebut,” tutur Ketua DPC PDIP Kota Tasikmalaya itu.

Menurut dia, wacana penataan Situ Gede sudah berkembang sejak lama. Keinginan masyarakat dan berbagai pihak agar panorama alam di lokasi tersebut bisa lebih optimal apalagi dengan keseriusan dan intervensi dari pemerintah.

“Maka, detail engineering design (DED)-nya jangan hanya untuk percantik area situ saja. Melainkan kemanfaatan bagi masyarakat bisa terasa, kalau hanya menghias sementara kondisi air tidak terperhatikan sayang sekali. Sebab, orang mau ke sana itu mau lihat panorama air dan suasana sejuk bukit pegunungan,” tegas Muslim.

“Dulu kan sempat muncul wacana, ada yang mau bangun sodetan dari Galunggung ke Situ Gede, dalam upaya menjaga debit air. Nah kita harap ini bisa di-planning matang, maka ketika area dipercantik sementara pas kemarau situ mengering dan jadi kebun alang-alang, ya cuma bagus untuk prewedding saja,” paparnya berseloroh.

Ia pun menganalisa wilayah sekitar Situ Gede kini sudah mulai sulit sumber resapan air. Dimana, dalam radius sekian kilo meter sejumlah aktivitas galian c tak terelakan di Kecamatan Mangkubumi tersebut. Termasuk berdirinya berbagai perumahan komersil yang otomatis menyedot ketersediaan air di sekitaran situ.

“Jadi hal ini juga kami harap tak luput dari bahan perencanaan, sebab kalau ditata fisik semata tanpa memperhitungkan aspek lingkungan, persoalan situ tidak akan tuntas,” analisisnya.

Muslim secara pribadi berharap penataan situ juga bisa melebar ke ranah pengembangan sumber daya air. Dimana Situ Gede ke depan tidak sebatas dimanfaatkan untuk objek wisata alam semata, melainkan bisa dimanfaatkan untuk sumber air bersih masyarakat, pengairan pertanian dan kebutuhan prinsip lainnya.

“Kita harap eksekutif juga bisa memfasilitasi untuk komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, kalau wacana membuat jalur air khusus dari Galunggung ke Situ Gede itu menjadi opsi untuk menjaga ketersediaan air. Karena ini akan jadi investasi jangka panjang untuk menjaga kelangsungan ekosistem dan geliat ekonomi situ di masa mendatang, maka perlu sekalian dibahas,” bebernya.

Sementara itu, salah seorang pengunjung Situ Gede, Wildan Adzani (32), warga Kelurahan Panyingkiran Kecamatan Indihiang menuturkan wacana penataan diharapkan bisa segera dilaksanakan. Apalagi di masa serba terbatas akibat pandemi Covid-19, warga dalam kota tidak bisa leluasa berlibur atau wisata ke luar daerah.

“Kalau objek wisata dalam kotanya menarik dan bagus, kita tidak usah jauh-jauh untuk refreshing dan meningkatkan imun. Pemerintah diharapkan bisa benahi situ gede semakin representatif, menarik dan nyaman bagi wisatawan dalam apalagi luar kota,” kata dia.

Pengunjung lainnya, Irma Himatul (27) mengeluhkan akses jalan di area Situ Gede sudah rusak parah. Ke depan, apabila pemerintah hendak membenahi objek wisata tersebut diharapkan juga bisa memaksimalkan aksesibilitas dan penerangan.

“Supaya ke Situ Gede juga bisa dikunjungi malam hari, kan sepertinya lebih menarik ya kalau malam banyak lampu seperti di objek-objek wisata kekinian. Jadi tidak digunakan hal-hal menyimpang atau negatif ketika malam hari,” harapnya.

Sebelumnya diberitakan, Keinginan Pemerintah Kota Tasikmalaya menata Objek Wisata Situ Gede mulai terwujud. Pemprov Jawa Barat berencana menggelontorkan anggaran sebesar Rp 36 miliar dalam menata area wisata seluas 47 hektare tersebut.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membentuk tim penyusun masterplan dan detail engineering design (DED) dalam perencanaan program tersebut. Supaya objek wisata alam yang berada di Kota Resik itu bisa semakin nyaman, representatif dan menjadi ikon wisata daerah.

Tim Ahli Penyusun Perencanaan Penataan Situ Gede, Dr H Undang Sudrajat menuturkan usulan Pemkot terhadap Pemprov itu bakal direalisasikan tahun depan. Konsep dasarnya sudah rampung digarap, dan dipresentasikan terhadap berbagai pihak.

“Kita sudah tuntas mempresentasikan rencana secara umum, gambaran penataan Situ Gede, terhadap gubernur dan Plt wali kota beserta jajaran pada pekan lalu,” ujar Undang kepada Radar, Senin (9/8/2021).

Menurut dia, dari hasil presentasi tersebut, pihak perencana menampung berbagai masukan dan saran. Sebab, penataan yang rencananya bakal dilaksanakan di dua tahun anggaran itu, menyisir mulai dari gerbang masuk area wisata, pedestrian, dermaga, bukit, area parkir serta tempat kuliner.

“Penataan ini kan dimulai dari pintu gerbang area wisata, pedestrian sepanjang pinggir situ, nanti diprioritaskan untuk jalan kaki atau jogging dan sepeda. Nanti area itu diubah supaya lebih representatif dan nyaman bagi pengunjung,” ceritanya. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: