radartasik.com, TASIK - Pemerintah menganggarkan Rp 3,7 triliun untuk pengadaan produk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) buatan lokal di bidang pendidikan pada 2021. Utamanya untuk pengadaan laptop buatan dalam negeri.
Ini merupakan bagian dari program digitalisasi sekolah oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya H Mohammad Dani SPd MM menjelaskan, hingga saat ini belum ada sekolah yang menerima bantuan laptop tersebut. Bantuan ini merupakan program pemerintah pusat untuk mendukung proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
“Sampai saat ini baru tahap verifikasi ulang program pemberian TIK,” katanya kepada Radar, Rabu (4/8/2021).
Ia pun menjamin tidak ada diskriminasi dalam penyaluran pengadaan laptop tersebut. Sebab dari Kemendikbud Ristek yang langsung menentukan penerima, mengacu pada data pokok pendidikan (Dapodik).
“Disdik Kota Tasikmalaya tidak mengetahui sekolah mana saja yang akan mendapatkan karena melihat dari Dapodik. Tetapi kita sudah meminta untuk 232 SD dan 75 SMP negeri/swasta untuk melakukan pendaftaran pemberian laptop sejak 2020,” ujarnya.
Artinya Disdik Kota Tasikmalaya mendapatkan surat tembusan dari Kemendikbud Ristek, bahwa sekolah yang sudah ditentukan terdaftar sebagai penerima bantuan TIK tersebut.
“Biasanya sekolah yang mendapatkan bantuan TIK ikut bimbingan teknis. Setelah itu baru tanda tangan kerja sama pemberian laptop untuk kegiatan belajar-mengajar,” katanya.
Ia pun berharap, sekolah yang sudah terdaftar di dapodik bisa mendapatkan bantuan secara merata. Karena itu menentukan kesiapan dalam penyelenggaraan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) di Kota Tasikmalaya.
“Asesmen Itu harus memiliki fasilitas atau prasarana, seperti; komputer, jaringan internet dan aliran listrik cukup. Oleh karenanya berharap sekolah bisa mendapatkan bantuan laptop yang dijanjikan tersebut,” ujarnya.
Senada, Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah XII Tasikmalaya Dr Abur Mustikawanto MEd mengatakan, program pemberian peralatan TIK ini masih tarik-ulur dari pusatnya. Berarti belum ada kejelasan bahwa SMA/SMK/SLB di lingkungan KCD Pendidikan Wilayah XII Tasikmalaya mendapatkan pengadaan laptop tersebut.
“Untuk saat ini masih menunggu. Nanti kalau sudah pasti, biasanya dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melakukan penilaian berdasarkan Dapodik,” katanya
Jika ia diminta maAsukkan oleh provinsi, KCD PenAdidikan Wilayah XII TasikAmaAlaya pun memberikan panAdaAngan untuk sekolah yang mestiAnya mendapatkan prioritas adalah sekolah-sekolah yang belum online dan sarana terbatas.
“Kalau KCD diminta rekomendasi, saya siap buka file sekolah-sekolah yang masih kekurangan TIK. Misalnya saat kegiatan ujian berbasis online meminjam laptop guru ataupun menyewa, segera mungkin diberi (bantuan, Red),” ujarnya.
Karena ia berharap paket TIK dengan harga Rp 10 juta untuk pelajar jatuh ke sekolah yang benar-benar membutuhkan.
Selain itu, Abur pun menilai kebutuhan untuk teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran cukup prosesornya icore 3 untuk SMA.
Sedangkan SMK yang mengambil program keahlian multimedia butuh prosesor icore 5.
“Kalau disama ratakan, maka pemberian laptop untuk pelajar diutamakan SMA dulu atau SMK non teknik,” ujarnya.
(riz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News