Janji 3 Bulan, Insentif Nakes Covid Kota Tasik Dibayar 2 Bulan

Janji 3 Bulan, Insentif Nakes Covid Kota Tasik Dibayar 2 Bulan

radartasik.com, TASIK — Sebagian tenaga kesehatan (nakes) yang terlibat dalam penanganan Covid-19 mulai lega karena insentif sudah diterima sebagian. Namun yang diterima baru uang lelah untuk dua bulan saja.


Hal itu melenceng dari rencana Pemerintah Kota Tasikmalaya yang akan mendistribusikan insentif untuk tiga bulan Januari-Maret 2021. Namun Senin sore (3/8/2021) para tenaga kesehatan hanya menerima insentif untuk dua bulan.

Hal itu diungkapkan salah seorang nakes di RSUD dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya. Dia mengaku bersyukur penantian berbulan-bulan kini sudah terjawab. “Alhamdulillah, sudah masuk sore kemarin (2/8/2021),” ujarnya kepada Radar, Selasa (3/8/2021).

Namun ada pertanyaan di kalangan nakes, karena yang diterima hanya untuk Januari dan Februari. Padahal sebelumnya, pemerintah menyebutkan pencairan akan dilakukan untuk masa kerja tiga bulan. “Saya dan rekan-rekan juga belum tahu, yang pasti baru Januari dan Februari saja,” katanya.

Selain itu, ada pula nakes yang menerima insentif dengan nominal yang lebih kecil dari rekan-rekannya. Hal itu, berkaitan dengan perbedaan status kepegawaian di mana mereka bukan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Saat dikonfirmasi, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Tasikmalaya Hanafi SH MH mengatakan bahwa insentif untuk nakes RSUD dr Soekardjo sudah didistribusikan. Diakuinya, bahwa pencairan baru dilakukan untuk dua bulan saja. “Baru RSUD yang cair, untuk dua bulan,” ujarnya kepada Radar, kemarin.

Dijelaskan Hanafi, ada hal-hal yang di luar prediksi mengenai pengalokasian anggaran. Pasalnya, jalur penganggaran insentif untuk nakes PNS dengan yang non PNS tidak sama. “Ini memang di luar prediksi, sedang kami perbaiki,” terangnya.

Hal itu juga, kata Hanafi, yang mengakibatkan insentif nakes non PNS nilainya kecil. Namun pihaknya memastikan bahwa semua uang lelah nakes akan diberikan sepenuhnya sebagaimana hak mereka. “Kami minta bersabar dulu,” pungkasnya.

Jangan Tunggu Keringat Mengering

Meski Kota Tasikmalaya memasuki Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3, kehadiran Covid-19 bukan berarti sudah mereda.

Para tenaga kesehatan (nakes) terus bekerja keras dalam upaya penanganan dan pengendalian wabah tersebut.

Pengamat Pemerintahan dan Sosial Kota Tasikmalaya Asep M Tamam mencurahkan simpatinya terhadap tim nakes. Sebagai garda terdepan di tengah pandemi yang masih berlangsung ini, terlepas dari segala kekurangan atau keterbatasan aspek medis dalam penanganan virus mereka kontinyu bertugas.

“Untuk itu, saya yang juga penyintas Covid-19 ini, merasakan betul sebesar apa rekan-rekan nakes menangani setiap pasien. Saya apresiasi dan menyampaikan terima kasih,” ujarnya usai menyerahkan vitamin dan buah-buahan kepada Kepala Puskesmas Indihiang dr Dewi Puspa dan Surveilance Eri Suheri, Senin (3/8/2021).

Asep menceritakan selama menjalani isolasi mandiri, ia tahu betul betapa lelahnya mereka dalam memperhatikan kondisi pasien yang harus ditangani.

Apalagi, kasus yang terjadi belakangan ini di Kota Resik dalam jumlah yang terbilang tidak relevan antara masyarakat yang harus ditangani dengan yang menangani.

“Kita tidak menyalahkan ketika ada sebagian masyarakat menuntut lebih terhadap kinerja pelayanan kesehatan, kecewa atas kekurangan dalam pelayanan. Tapi, dengan mengetahui betapa berat kerja di masa pandemi dibanding di musim normal, haruslah kita pahami,” tuturnya.

Dosen Institute Agama Islam Cipasung (IAIC) itu menjelaskan sejak kasus pertama Covid-19 terjadi di Kota Tasikmalaya. Tidak sedikit nakes yang diperas waktunya, tenaga, pikiran untuk penanganan, sehingga hak mereka untuk berkumpul dengan keluarga berkurang signifikan.

Belum lagi, lanjut Asep, ancaman nyata terpapar virus saat penanganan pasien selalu mengintai.

“Kita ketahui sudah berapa banyak garda terdepan di tengah khidmat harus gugur di medan laga,” ceritanya.

Maka, lanjut dia, apresiasi atas dedikasi mereka sangatlah wajar. Di tengah kompleksitas kehidupan masing-masing personel kesehatan, mereka harus terus mendapat dorongan semangat.

Sedikit atensi dari masyarakat, kata dia, diharapkan dapat memberikan rasa keberpihakan publik terhadap tenaga kesehatan. “Langkah seperti ini selayaknya dilakukan banyak pihak sejak dini. Ketika pandemi berakhir, akan ada gelombang ungkapan terima kasih yang ditujukan kepada mereka di seantero negeri, bahkan di seluruh penduduk bumi,” harap Asep.

Asep berharap atensi itu tidak hanya dicurahkan masyarakat, pemerintah pun tidak boleh lambat dalam memberikan hak nakes. Insentif yang sekiranya sudah dapat dieksekusi, wajibnya segera dicairkan. “Tidak boleh ada kezaliman kepada mereka yang sudah bekerja, dengan memberikan upah setelah keringatnya mengering,” tegas dia. (rga/igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: