Di Kota Tasik, Hanya 3 RS Swasta yang Tangani Covid-19

Di Kota Tasik, Hanya 3 RS Swasta yang Tangani Covid-19

radartasik.com, TASIK -  Kebutuhan ruang isolasi untuk pasien positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya masih cukup tinggi. Namun belum semua rumah sakit swasta menyediakan tempat isolasi.


Ada pun fasilitas isolasi di Kota Tasikmalaya milik pemerintah yakni meliputi RSUD dr Soekardjo, RS Purbaratu dan RS Dewi Sartika. Ditambah dengan RS Swasta baru tersedia di RS Jasa Kartini (RSJK), Tasik Medical Center (TMC) dan RS Permata Bunda.

Dari semua sarana isolasi yang ada, daya tampung untuk penanganan pasien Covid-19 baru sampai 416 tempat tidur. Sedangkan pasien aktif setiap harinya di atas seribu orang.

Data terbaru Jumat (3/7/2021), pasien aktif Covid-19 mencapai 1.458 orang. Dari jumlah tersebut, 799 di antaranya memiliki gejala yang idealnya ditangani di fasilitas isolasi tersentralistik.

Di Kota Tasikmalaya ada sekitar 12 RS milik swasta yang beroperasi, namun baru 3 RS swasta saja yang menyediakan dan aktif menangani pasien Covid-19. Itu pun dengan jumlah ruangan yang masih sedikit.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat mengatakan idealnya semua rumah sakit bisa menyediakan ruang isolasi. Bahkan pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran agar menyiapkan sarana isolasi. “Harapan kami bisa sampai 30 persen dari kapasitas masing-masing RS,” ungkapnya kepada Radar, Jumat (23/7/2021).

Di sisi lain, bisa dipahami tidak semua RS mampu untuk melaksanakannya. Hal tersebut berkaitan dengan kekuatan finansial, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh rumah sakit. ”Jadi kami juga tidak bisa memaksakan,” tuturnya.

Sementara itu, pasien aktif setiap harinya bermunculan berdasarkan hasil tracing banyak pasien dengan gejala ringan yang akhirnya harus menjalani isolasi secara mandiri.

Adapun saat ini, Dinkes sedang menjalin komunikasi dengan Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi). Supaya RS H Siti Muniroh bisa kembali diaktifkan untuk layanan isolasi dan penanganan pasien Covid-19. “Masih proses, mudah-mudahan secepatnya,” katanya.

Dinkes sempat mengajukan untuk kembali mengaktifkan Rusunawa Unsil yang sebelumnya pernah dimanfaatkan untuk gedung isolasi. Akan tetapi kondisinya belum bisa dilakukan karena banyak hal yang harus dipersiapkan. “Kalau RS swasta kan setidaknya sudah memiliki alat dan tenaga medis, kalau rusunawa beda,” katanya.

Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Drs H Ivan Dicksan menyebutkan kondisi saat ini cukup berat untuk menambah fasilitas isolasi yang dikelola pemerintah secara langsung. Salah satu kendalanya yakni harus menambah tenaga kesehatan beserta anggaran untuk keperluan operasional. “Jadi untuk saat ini kita belum bisa menambah tempat isolasi lagi,” ungkapnya.

Ada pun yang bisa dilakukan sementara ini adalah dengan memaksimalkan fasilitas yang sudah ada. Yakni menambah ruang isolasi di RSUD dr Soekardjo untuk meningkatkan daya tampung pasien. “Itu lebih memungkinkan untuk kita lakukan,” katanya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: