Ini Hoax Covid-19 yang Beredar di Masyarakat dan Pengaruhi Kematian

Ini Hoax Covid-19 yang Beredar di Masyarakat dan Pengaruhi Kematian

radartasik.com, TASIK — Beredarnya hoaks soal Covid-19 di masyarakat berpengaruh besar pada tingginya penularan. Termasuk pada lonjakan kasus kematian yang mengalami lonjakan akhir-akhir ini.

Hal itu diungkapkan Kabid Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Asep Hendra. Pihaknya tidak jarang mendapati warga yang termakan informasi menyesatkan.

“Dari media sosial, grup alumni, sampai interaksi langsung dengan tetangga,” ujarnya kepada Radar, Minggu (18/7/2021).

Beberapa hoaks yang banyak beredar di masyarakat, kata Asep, di antaranya bahaya vaksin, rumah sakit yang meng-covid-kan pasien sampai teori-teori konspirasi soal Covid-19.

Masyarakat yang termakan hoaks tersebut, sambung Asep, membentuk pemikiran salah kaprah di masyarakat. Bahkan tidak sedikit warga yang menjadi apatis dan mengabaikan anjuran pemerintah.

“Enggak mau ke RS, enggak mau di-swab, enggak mau divaksin dan lain-lain,” ujarnya.
Sehingga, saat ini sebagian warga di Kota Tasikmalaya enggan berobat ke rumah sakit ketika mengalami gejala-gejala tertentu. Karena mereka takut dijadikan pasien Covid-19 dan diisolasi. “Setelah kondisinya sudah kritis, baru mau diperiksa,” terangnya.

Asep menjelaskan banyak kasus pasien yang ditemukan oleh tenaga kesehatan dalam kondisi yang sudah berat, karena pasien atau keluarganya enggan memeriksakan ke fasilitas kesehatan. Sebagian besar memang bisa tertolong, namun ada juga yang akhirnya tutup usia. “Jadi kalau memang sakit, sesegera mungkin periksakan,” katanya.

Informasi hoaks juga, lanjut Asep, yang menurutnya membuat warga malas untuk divaksin. Buktinya, saat ini Lansia yang seharusnya jadi prioritas animonya masih di bawah. “Padahal sudah kami dekatkan pelayanan di Puskesmas tap persentasenya masih rendah, angka kematian pun didominasi lansia,” tuturnya.

Kalangan lansia, menurutnya lebih mudah untuk termakan hoaks. Maka dari itu, anak dan cucunya yang masih muda dan punya pemikiran yang lebih jernih diharapkan bisa meluruskan. “Contohnya Ibu saya yang di keluarganya ada dokter, butuh waktu lama saya dan adik saya meluruskan hoaks-hoaks yang dia terima sampai akhirnya mau divaksin,” katanya.

Maka dari itu, dr Asep meminta masyarakat untuk bisa lebih memilah informasi Covid-19. Jangan sampai percaya begitu saja, terlebih sumber informasinya tidak jelas. “Jangan juga ikut menyebarkan informasi yang sumbernya tidak jelas itu,” terangnya.

Kasus kematian pasien Covid-19 masih terus terjadi setiap harinya di Kota Tasikmalaya. Sampai Minggu pagi, tercatat sudah 356 warga yang meninggal dengan status positif Covid-19.

Petugas Pemulasaraan Kamar Mayat RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, Dona Darmawan setiap hari pasti sibuk mengurus jenazah pasien Covid-19. Jumlahnya dinamis, kadang bisa dihitung jari, tidak jarang sampai belasan. “Kalai hari ini (kemarin) ada empat jenazah yang dipulasara dengan prokes,” imbuhnya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: