Jembatan Margasari Ciawi Sering Rusak
Reporter:
syindi|
Selasa 06-07-2021,14:30 WIB
RADARTASIK.COM, CIAWI — Kondisi Jembatan Margasari di Kecamatan Ciawi belum kunjung diperbaiki secara permanen setelah ambruk setahun lalu, Senin (5/7/2021). Akibatnya, hampir empat bulan sekali jembatan yang mempunyai lebar 5,5 meter ini b rusak kembali, karena menggunakan kayu kelapa.
Kepala Desa Margasari Kecamatan Ciawi, Komar mengatakan, jembatan ini menghubungkan ke Desa Gombong, Bugel dan Kertamukti. Namun, saat ini kondisinya belum ada perbaikan permanen setelah satu tahun lalu ambruk dan tidak bisa dilewati sama sekali.
“Jembatan ini mulai rusak atau ambruk total pada awal tahun 2020 dan sekarang belum ada perbaikan permanen, masih darurat menggunakan pohon kelapa,” ujarnya kepada Radar, Senin (5/7/2021).
Lanjut dia, jembatan ini sangat vital bagi aktivitas warga di beberapa desa. Walaupun memang masih ada jalan lain, namun jaraknya sangat jauh dan memakan banyak waktu. Sehingga, jembatan darurat ini pun tetap dilalui warga karena sangat terjangkau jarak tempuhnya.
Komar menjelaskan, pada saat ambruk diberikan anggaran darurat dari BPBD Rp 3 juta. “Saya belikan untuk pohon kelapa dan ongkos kerja Rp 2 juta. Sedangkan satu juta lagi diambil oleh Pak Toto dari PUPR untuk dibelikan batu split dua truk,” kata dia, menjelaskan.
Setelah diperbaiki, lanjut dia, empat bulan ke depan mengalami rusak lagi dan PUPR membeli lagi pohon kelapa sebagai bantalan darurat supaya bisa dilalui kendaraan. “Namun tetap ongkos kerja kami dari desa dan gotong royong warga,” ujarnya.
Setelah itu, kata dia, empat sampai lima bulan ke depannya rusak kembali. Namun, untuk yang rusak ketiga semua perbaikan dilakukan oleh desa, termasuk membeli pohon kelapa dan ongkos kerja.
“Termasuk rusak keempat sebelum lebaran tahun ini pun pemerintah desa yang melakukan perbaikan, jadi empat sampai lima bulan sekali harus ada perbaikan pohon kelapa atau menggantinya, karena sangat membahayakan pengendara yang melintas,” ujar dia.
Kata dia, kondisi jembatan yang tak kunjung diperbaiki secara permanen jelas menjadi kekesalan bagi warga, khususnya yang sering melintas. Bahkan, kekesalan itu pun diluapkan kepada pemerintah desa yang menganggap tidak bisa bekerja.
“Ya kami selalu disalahkan oleh warga dengan jembatan yang belum diperbaiki. Ada yang menyebut desa tidak bisa memperbaiki padahal anggaran besar. Padahal, desa tidak bisa memperbaikinya karena itu merupakan kewenangan pemerintah daerah dan dana desa (DD) tidak bisa digunakan untuk itu,” jelas dia.
Maka dari itu, kata dia, pihaknya sangat berharap sekali pemerintah daerah bisa menganggarkan untuk perbaikan jembatan secepatnnya. Karena, masyarakat sudah resah dengan kondisi seperti ini.
Kemudian, kata dia, khawatir juga apabila terus dibiarkan bisa kembali ambruk total. “Jadi kami takut ketika ada yang melintas seperti mobil tiba-tiba ambruk, itu sangat membahayakan,” kata dia.
(yfi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: